PUISIKU

22 5 0
                                    

Kali ini.
saat ini saja...
Izinkan puisi ku berkumandang di sudut-sudut sepi mu, Menatap dalam tiap-tiap sedu kelopak bola matamu.
Sebelum jatuh air mata berlinang, sebelum tutup sajak-sajak ku berbincang.

Malam nanti...
Bulan kan bercerita, mencurahkan sedih yang tak kau bawa, menangisi aku yang tak kau ketahui.
Bahwa penat selalu hadir di tiap malam-malam ku, Menjadi teman dalam tutur jemari yang berbisik.

Hingga sampai nanti.
Subuh membangunkan lelap yang terlanjur lelah mendampingi bait terakhir.
Ku tuturkan puisi kesungguhan hati, bahwa...
Sesungguhnya aku telah jatuh di hati yang terjatuh.
Walau harus menyekat sisa tangisnya di akhir sela-sela kata yang tak pernah terlantunkan.

Seutas GelabahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang