Sejak Sajak meminta

68 12 0
                                    

Tak terlalu banyak makna yang tersampaikan oleh mata, kita berjalan beriringan melewati lorong-lorong sempit nan berlubang.
Aku menggenggam erat tiap sela-sela jemari mu sambil di usap mesra oleh si ibu jari.
Tuk coba menjelaskan, bahwa jemari yang sedang ku cengkram adalah kepalan harap yang kan terus tergenggam.

Disini...
Ada barisan kata-kata yang terlewat kan oleh lisan.
Tak terucap waktu, namun menuntut,
Agar tetap menjadi diksi-diksi pilihan tuk tertuang pada kertas yang lapang,
pada aku yang tak lagi punya tempat tuk pulang.

jangan dulu pergi..!
"sajak ku meminta".
sejak rindu sudah tak nyaman lagi tuk tinggal dan beristirahat dari gemuruh nya gemercik yang membasahi jalan penghubung antara kita.
Tak ada lagi jarak yang harus ku tempuh atau waktu yang harus kuhabis kan.
Semua meruntuh saat bagian-bagian puisi ku tak lagi ku dengar pada bait-bait nya.
Kekalahan terbesar ku saat ini adalah.
Merelakan menjadi bagian puing terumit yang harus ku susun ulang.

Seutas GelabahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang