Tak ada gusar yang paling aku takut kan, selain khawatir rindu ku tak sampai tepat waktu tuk berteduh.
redup bercampur gemuruh dalam ribuan kubik air berjatuhan tuk membanjiri bejana.tak ada lagi ruang tuk ku menghela nafas, sejenak saja.
hanya sejenak.
tuk sekejap memejam kan mata menikmati setiap tetes demi tetes kenang nya.seperti semua tak kan baik-baik saja, aku pun seolah terlihat baik-baik saja.
kau melemparkan canda, dan aku di rasuk candu.
Benar saja...
Rindu telah bermukim di antara barisan kata, di antara bisu yang tersekap waktu, di antara ruas ruang sesak terhimpit sepi.sapu debur nya, kata ku.
menyuarakan mu di atas rindu bertulis, menerjemah kan mu di garis kelopak mata, semu terasa begitu indah dalam dekapan renjana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seutas Gelabah
Poetry"Pena Beranjak" Mengenal kan puisi kepada kalian yang suka dengan kata-kata indah dan manis. Di sini kalian bisa merasakan apa yang kalian rasakan, karna puisi yang dibuat memang berdasarkan kisah keseharian yang biasa terjadi pada siapapun, termasu...