Pengakuan Aku

98 11 2
                                    

Aku...
dari titik yang kau langkahi, merajut di atas detik yang tak henti berdenting, menunjukan diri agar tetap terlihat tenang dan seimbang dalam putarannya.
Aku...
dari denyut yang kau lupakan, berdetak tak tertata dari aorta yang bilik nya hampir merata terlindas dusta.
Aku...
dari ucap yang kau janjikan, mengungkap kan pada desis-desis kalimat samar yang tak pernah kau semat kan do'a.
Aku...
Dari lirih ku telusuri segala lorong sepi, membiarkan tenang walaupun dusta tak henti-henti nya berdo'a.

Ini kah lara ..?
Sekian dari aku yang sudah sempat menjadi kan kau sebaris do'a.
Dan kau...
kau yang belum sempat menjadikan aku sebaris rasa dalam kata.

Seutas GelabahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang