Jengah menatap langit, marah melihat mendung awan, renung dari angin-angin merapal kan yang gugur tak terhibur.
Hujat saling menghujat, mengancam hujan, merebah kan yang pulas, melelap kan yang lelah.
Tubuh meregang, mengendus hidung menciumi bau rindu, menghela dari kata yang takut akan cumbu.Aku harus apa kepada mu..?
Jawab pertanyaan ini, atau aku harus lebih menjadi jalang memilih diksi-diksi tuk benar-benar merelakan kau hilang kali ini.
Menjadi semu tak bertepi, menjadi sepi tak berakhir temu.
Kau senang bermain hah, aku ngenas berpilu huh.
Ungkap lantang terdengar suara pekik hati, menjerit bak guntur menggelegur agar tersulut seluruh rindu ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seutas Gelabah
Poesia"Pena Beranjak" Mengenal kan puisi kepada kalian yang suka dengan kata-kata indah dan manis. Di sini kalian bisa merasakan apa yang kalian rasakan, karna puisi yang dibuat memang berdasarkan kisah keseharian yang biasa terjadi pada siapapun, termasu...