Dari selatan,
terdengar kau utarakan harsa.
Di katakan pada ku, kau telah menikam sepi bersama nya.
Sedang kan angin dari timur,
menyibak halus, mengelus sayup kelopak mataku.
Di ibaratkan nya seperti atma lumpuh seketika mendengar ikhbar yang telah tersebar.Sejak itu.
Kau bukan lagi kau yang selalu ku tunggu dari pekat nya shyam.
Aku terdayuh dalam lautan netra yang tak henti-henti nya terenyuh.Dari kecamuk yang mengaum dalam jiwa.
sepasang kaki menelusuk masuk melalui gelap nya temaram. gesekan-gesekan kaki nya sudah tak asing terdengar, aku begitu mengenali suara langkah nya, bahkan sebelum Ia menapakan kan kaki nya tuk melangkah.Ahhh...
Sungguh na'as sekali nasib ku.
kau mendapati ku tersungkur di peplupuk paling dasar.
Kau rebah kan telapak tangan mu, menawarkan kembali senja kesumba yang dulu pernah hampir ku bawa pulang.Dalam ratap ku tatap kau.
Terlihat dari sudut pundak mu ada cengkram yang merayap.
Tak apa bagi ku.
Sekali pun kau lesap untuk yang kesekian kali nya."Darimu luka, Bagi ku duka"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seutas Gelabah
Poetry"Pena Beranjak" Mengenal kan puisi kepada kalian yang suka dengan kata-kata indah dan manis. Di sini kalian bisa merasakan apa yang kalian rasakan, karna puisi yang dibuat memang berdasarkan kisah keseharian yang biasa terjadi pada siapapun, termasu...