Chapter 6

47 5 0
                                    

"Xingchen. Kau tidak pernah merasa bersalah sejak awal hingga sekarang. Yang salah disini adalah aku." Kata Song Lan dengan lembut.

Xiao Xingchen terkesiap kaget setelah dia mendengar apa yang sahabatnya katakan padanya. Hatinya diremas lagi dan lagi. Namun remasan ini sangat kuat. Dia menggeleng kepalanya dengan sangat kuat.

"Zichen.. Seharusnya aku mendengarkanmu kala itu. Aku tidak seharusnya senaif itu.." Kata Xiao Xingchen dengan parau.

"Tidak Xingchen. Kau telah melakukan yang terbaik untuk orang-orang di sekte Yueyang Chang. Kau ingin menegakan keadilan untuk mereka, itu sudah bagus. Aku yang salah disini karena aku sudah mengatakan hal yang menyakitimu."

"Zichen.." Gumannya sambil menahan isak tangisnya.

"Xiao Xingchen Daozhang. Maafkan aku, semua itu bukan salahmu." Kata Song Lan dengan lirih.

Pemuda itu terisak sambil menutup bibirnya dengan telapak tangannya. Padahal dia sudah berusaha keras untuk tidak menangis dihadapannya.

"Jangan kau teteskan air matamu lagi. Dan jangan mengeluarkan isak tangismu yang memilukan, Xingchen. Buang masa-masa itu jauh dari pikiranmu." Ujarnya sambil menghapus air matanya dengan sangat lembut.

Aku akan selalu berada disini untukmu Xingchen.

Song Lan ingin sekali memeluknya dan mengelus rambutnya untuk menenangkannya. Tapi dia kesampingkan keinginannya itu agar sahabatnya tidak merasa shock dan canggung.

Xiao Xingchen tidak menyangka di masa dia amnesia, dia berbuat hal yang lancang pada Liu Zhen. Semisal dia membuatkan syal merah untuknya. Padahal saat ia pelajari dari apa yang orang-orang katakan mengenai warna merah yang berkaitan dengan takdir, tapi ikatannya dengan Song Lan hanya sebatas sahabat serumah saja. Tidak mungkin dia punya perasaan yang membingungkan terhadapnya.

Bodohnya aku..

"Zichen.." Dia memanggilnya dengan lirih.

"Ada apa Xingchen? Apa kau butuh sesuatu?"

"Aku lapar dan.. haus.."

Song Lan tersenyum tipis pada sahabatnya. "Tunggu disini Xingchen. Aku akan ke dapur untuk mengambil makanan dan minuman untukmu."

Dia beranjak berdiri dan berjalan keluar dari kamarnya menuju dapur.

Xiao Xingchen menatap kamarnya dengan hampa. Dia benar-benar merasa bodoh karena kelancangannya pada sahabatnya.

Bukan Liu Daozhang, melainkan Zichen. Selama ini yang bersamaku adalah dia.

Dia sebenarnya bersyukur dia bertemu lagi dengan sahabatnya. Namun sayangnya, amnesianya membuatnya tidak mengingat siapa yang bersamanya. Tidak tahu kalau sahabatnya juga terlahir kembali di tubuh sosok Liu Zhen.

Dia merenungkan semua moment bersama dengan Song Lan yang sempat ia kenal sebagai Liu Zhen ketika dia masih amnesia. Hatinya begitu sakit hingga air matanya menetes.

Tangannya terulur. Dia menatapnya yang bergetar hebat. Setelah dia mengarahkannya pada wajahnya, dia menampar pipinya sendiri. Dia mendengar langkah seseorang yang memasuki kamarnya.

"Waktunya makan Xingchen." Kata Song Lan sambil meletakan nampan sup herbal dan teh hijau di lantai. Dia shock saat dia melihat pipi sahabatnya memar. "Ada apa dengan pipimu Xingchen?"

Xiao Xingchen terkesiap dengan lirih. Tangannya menyentuh pipinya yang terasa perih karena tamparannya sendiri. "Ini.. Aku.."

"Jawab saja Xingchen. Aku tidak akan memarahimu." Ujar Song Lan dengan lembut.

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang