Ketiga penjaga yang selalu siaga menjaga Xiao Xingchen tertegun melihat air matanya mengalir deras dari kedua matanya. Song Lan dan A-Qing sudah pernah menyaksikan Daozhang berjubah putih itu menangis di dalam tidur panjang. Sementara sang Biksu baru tahu soal ini.
“D-Daozhang.. Kenapa Daozhang menangis? Apa yang terjadi? Apa yang membuat Daozhang bersedih?” A-Qing bertanya sambil menyentuh batang Pohon yang menjadi wadah penampung energi spiritual.
Xiao Xingchen memiliki ikatan batin yang sangat erat dan kuat dengan putra dan kedua putrinya. Begitupula dengan Song Lan. Dia tahu apa yang terjadi pada mereka. Dia tahu bagaimana perkembangan mereka selama dia dan suaminya tidak ada disamping mereka. Selama dia tertidur panjang sejak 9 tahun yang lalu, dia selalu menantikan kehadiran anak-anaknya. Bahkan berharap, mereka ikut menemaninya. Lebih dari apapun, dia ingin melihat mereka lagi.
Dia ingin mendengar suara mereka setiap hari. Walaupun dia masih dalam keadaan tidur, dia masih bisa mendengar suara mereka yang menghangatkan hatinya yang membuat cinta dan kasih sayangnya untuk mereka semakin kuat.
Jika dia terbangun dari tidur panjangnya, dia benar-benar ingin sekali memeluk anak-anaknya dan menyentuh wajah mereka. Lalu mengatakan ‘Ibu merindukan kalian.’ atau ‘Kalian sudah tumbuh besar.’. Namun sayangnya, dia masih dalam keadaan seperti ini.
Sekarang.. dia merasakan anak-anak tercintanya dalam bahaya yang besar. Seandainya dia bisa memutar ulang waktu, dia ingin memasukan anak-anaknya ke dalam perutnya lagi agar mereka tidak menderita.
“Sesuatu ada yang tidak beres.” Kata Song Lan.
“Huh? Apa maksudmu Song Daozhang?” A-Qing menoleh pada Song Lan yang ikut menatap Xiao Xingchen yang masih meneteskan air matanya.
“Anak-anak kami..”
A-Qing terkesiap kaget mendengarnya. “A-Liang, A-Jiu, A-Qian? Apa yang terjadi pada mereka Song Daozhang?!”
“Aku akan pergi untuk mencari tahu apa yang terjadi pada mereka sampai membuat Xingchen menangis di dalam tidurnya.” Song Lan mengalihkan pandangannya pada sang Biksu dan memberi salam hormat. “Tuan Biksu. Saya percayakan Xingchen dan Nona A-Qing pada anda.”
“Amitabha Daozhang hitam. Pergilah.” Kata Biksu sambil menunduk hormat padanya.
“Setelah Song Daozhang memeriksanya, tolong beritahu A-Qing apa yang terjadi pada tiga keponakanku!”
Song Lan mengangguk pada mereka berdua sebagai responnya. Dia melangkahkan kakinya keluar dari inti dalam Pohon Surgawi Yang Agung. Sementara itu, mereka berdua langsung mengalihkan pandangannya pada Xiao Xingchen yang masih meneteskan air matanya.
“Jangan khawatir Daozhang. Song Daozhang akan memeriksa anak-anak kalian dan menyelamatkan mereka.” Kata A-Qing dengan lembut.
Kembali lagi ke Kuil Baixue, tiga Daoshi muda terbentur ke tembok setelah mereka terhempas oleh kekuatan Shishu mereka. Dia semakin hari semakin kuat dan mengerikan. Kekuatannya sudah tidak bisa mereka tangani walaupun mereka adalah kultivator terkuat yang pernah ada.
Zhou Lingyao terkekeh dengan dingin. “Tak kusangka kalian para Daoshi selalu berpikiran dingin disituasi apapun bisa goyah juga. Sungguh manusiawi sekali kalian. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Kalian mirip sekali dengan Ayah kalian.”
Tubuh mereka kotor karena sering tersungkur ke di jalanan setelah mereka beberapa telah terbentur dinding atau Pohon. Jika mereka harus berakhir disini, rasanya mereka akan mati sia-sia. Bagaimana dengan reuni mereka dengan Ayah, Ibu dan Bibi mereka? Kematian mereka justru akan menimbulkan kehampaan dan kesedihan yang amat dalam untuk kedua orangtua mereka dan bibi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life
FanficKedua Daozhang legendaris telah kembali ke dunia ini. Akankah mereka bisa kembali bersama lagi seperti dahulu kala? Apakah mimpi mereka akan menjadi kenyataan?