"Hey tunggu! Berani sekali kau menculik anak-anak kami!"
Xiao Xingchen dan dua anak kembar itu menoleh pada sumber suara itu.
"Ayah!" Kata Li Hua pada ayahnya yang berjalan mendekati mereka.
Pria itu terlihat sangat marah sekali. Dia mencengkram baju depannya dengan erat hingga membuat Xiao Xingchen terkejut.
"Kamu.. Apa kau tega akan menculik anak kami hah?! Kau pikir kau ini siapa?!"
"Kau mau membawa anak-anak kami kemana..?" Kali ini suara wanita terdengar di telinga mereka. Dia terlihat sedang menangis.
Sifat orang tua mereka membuat gadis kecil yang memakai hanfu berwarna biru muda berdecak lidah karena jengkel pada mereka. Sementara pihak lain yang memakai hanfu merah muda hanya bisa menghela napasnya.
"Ayah, Ibu! seharusnya kalian berterima kasih pada Daozhang ini karena dia sudah menyelamatkan nyawa kami!" Kata Li Hua dengan tegas.
Li Wei mengangguk setuju pada kakaknya. "Jiejie benar ayah, ibu. Jikalau bukan karena Daozhang ini, kami akan mati."
"Heh? Benarkah itu Hua-er?" Pria itu bertanya pada putrinya sambil menaikan alis kanannya.
Li Hua menghela napasnya dengan kasar sambil memutar kedua bola matanya dengan malas. "Lepaskan Daozhang itu dulu, ayah. Ayah tidak tahu malu dan tidak sopan padanya!"
"Jiejie benar ayah, ibu. Xiao Daozhang sudah menyelamatkan kami." Kata Li Wei dengan lembut.
"Aiyaa. Kukira kau hanya kultivator rendahan. Ternyata kau seorang Daozhang. Maaf maaf atas ketidaksopananku." Kata Pria itu sambil melepaskan cengkramannya dari baju depan Xiao Xingchen.
"Maafkan kami Daozhang. Dan kami sangat berterima kasih sekali." Kata wanita itu sambil membungkuk hormat sedalam-dalamnya padanya.
"Nyonya, tuan. Kalian berdua tidak perlu minta maaf pada saya. Tidak apa-apa." Katanya sambil tersenyum pada mereka.
"Daozhang sangat baik sampai dia tidak meminta ayah dan ibu untuk minta maaf padanya. Hmph. Seharusnya sejak awal, ayah dan ibu jangan berpikiran seperti itu padanya. Tidak tahu malu." Kata Li Hua dengan ketus sambil melipat kedua tangannya.
"Aiya jiejie." Kata Li Wei sambil menepuk pundaknya.
"Hey A-Hua. Jangan begitu pada kedua orangtuamu. Itu sangat tidak sopan." Ujar Xiao Xingchen dengan lembut.
"Tapi mereka tidak sopan pada Daozhang. Sampai mereka mengira anda akan menculik kami." Kata Li Hua padanya.
"Setiap orangtua pasti akan sangat mengkhawatirkan anak mereka nak. Kekhawatiran itu membuktikan kalau mereka sangat menyayangi kalian."
"Cuih! Khawatir darimananya kalau mereka tega meninggalkan kami disini dan mengikuti para manusia berpedang dan memakai pakaian berduka!" Kata Li Hua sambil meludah kesembarangan arah.
"Sudah sudah A-Hua. Maafkan orangtuamu oke? Tanpa mereka, A-Hua harus mengembangkan dirimu sendiri. Ingat, orangtua adalah guru pertama anak. Mereka itu ibaratkan tiang yang sangat kuat untuk anak bersandar."
Li Hua menghela napasnya dengan pasrah. "Baiklah baiklah. Aku akan memaafkan ayah dan ibu."
Li Wei tersenyum lembut pada kakaknya. "Wei-er tahu jiejie akan memaafkan ayah dan ibu."
Memaafkan kepalamu., batin Li Hua sambil memasang wajah jengkel secara diam-diam.
"Hmph. Itu pun karena Daozhang." Kata Li Hua setelah menetralkan ekspresinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life
FanfictionKedua Daozhang legendaris telah kembali ke dunia ini. Akankah mereka bisa kembali bersama lagi seperti dahulu kala? Apakah mimpi mereka akan menjadi kenyataan?