Bonus Chapter 4: Mother and Daughter

17 0 0
                                    

3 bulan kemudian

Kehidupan keluarga Daoist sudah semakin lengkap dan sempurna. Apa yang mereka impikan telah tercapai. Semua sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tapi Xiao Xingchen masih asyik dengan putri bungsunya yang sedang mengulum jarinya.

Dia tertawa lembut sambil tersenyum manis pada putri bungsunya. “A-Zuan sayang. Bidadari kecil kami.”

Xiao Chenri kecil menatap Ibunya sambil berkedip-kedip polos. Dia mengeluarkan suara yang manis sebagai respon untuknya.

Daozhang yang memakai hanfu serba putih mengambil rattle drum di meja kecil dan memainkannya untuknya. Xiao Chenri cooing sambil tersenyum manis pada Ibunya dan bertepuk tangan menikmati alunan suara tersebut.

Mulai dari Song Yueliang hingga Xiao Chenri, Mereka sangat suka mendengar suara rattle drum yang dimainkan oleh Ibu atau Ayah mereka.

“Kau menyukainya sayang?”

Xiao Chenri cooing lagi sambil memeluk Ibunya. Dia sangat suka berada ditangan Ibunya. Terlebih dia juga menyukai aroma tubuhnya yang lembut dan menenangkan bagaikan aroma bunga plum. Bahkan Song Lan dan ketiga buah hati yang lainnya pun berpendapat sama.

Xiao Xingchen tertawa lembut melihat tingkah putri bungsunya ini. Tidak hanya dibuat gemas olehnya, hatinya pun terpana oleh keimutannya.

“A-Zuan. Apa kau ingin melihat ikan koi hm?”

Xiao Chenri meresponnya sambil tersenyum manis padanya. Siapa saja yang melihatnya tersenyum, mereka refleks akan teringat akan Xiao Xingchen.

“Kau mau? Baiklah. Ayo kita keluar sayang.”

Xiao Xingchen beranjak berdiri dari kursi dan berjalan keluar dari Aula Utama. Dia telah sampai di taman dimana terdapat kolam ikan koi.

“Lihat mereka sayang. Mereka semua cantik bukan?”

Xiao Chenri mengeluarkan suara cooing yang sangat manis dan imut sambil tersenyum manis pada Ibunya. Dia menyukai mereka karena mereka sangat indah. Ibunya benar.

Dia tertawa lembut dan mencium wajahnya berkali-kali dengan gemas. Dia berjalan menuju ayunan yang menjadi spot terbaiknya untuk bersantai dan menikmati langit yang cerah sambil merajut syal.

“A-Zuan. Kau dinamakan dari matahari. Cuaca hari ini sangat cerah sekali.”

Xiao Chenri cooing sebagai respon untuk Ibunya sambil tersenyum manis. Kedua tangannya terulur menyentuh kedua pipinya dan tertawa.

Xiao Xingchen tertawa lembut sambil tersenyum manis dan penuh kasih pada putrinya. Dia mencium wajahnya.

“Permata kami yang cerah bagaikan matahari di pagi yang fajar..”

The End.

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang