Bonus Chapter 6: Longing and Waiting

12 0 0
                                    

Di sebuah Pohon Surgawi Yang Agung yang terletak di Taman yang Asri, Song Lan berada di inti dalam Pohon. Disitu terdapat suaminya yang sedang tertidur pulas dengan tenang dalam keadaan hamil tua



Sudah 5 tahun, Xiao Xingchen dalam keadaan seperti ini. Dia tidak tahu kapan dia akan membuka kedua matanya dan bebas dari wadah penampungan energi spiritual. Tapi.. Dia yakin dia pasti akan terbangun dari tidur panjangnya.



Untuk kali ini, dia harus kembali menunggu di kehidupan keduanya. Di kehidupan sebelumnya saat dia masih menjadi mayat ganas yang bisu, dia mengasuh rohnya dan roh A-Qing dengan penuh kesabaran. Berharap mereka berdua kembali ke dunia ini lagi dan merasakan masa depan dan kebahagiaan.



Setelah usahanya memperbaiki roh mereka berdua, Suo Ling Nang yang dimana roh mereka bersemayam telah kosong. Itu berarti, roh mereka sudah ditarik oleh Surga dan Dewa menuju roda reinkarnasi...



Dan pada akhirnya Xiao Xingchen telah kembali ke dunia ini dan bertemu lagi dengannya. Namun sayangnya, pemuda itu tidak mengingat apapun. Tidak ingat darimana dia berasal, apa yang terjadi padanya, pedangnya bahkan siapa dirinya. Tapi itu tidak masalah. Itu adalah karma untuknya.



Dia sempat berharap sosok yang sangat ia cintai itu melupakannya agar dia bahagia tanpa memikirkan apapun. Dan akhirnya harapannya menjadi kenyataan. Dia pantas mendapatkannya. Itu yang dia inginkan.



Dia menatap Xiao Xingchen dengan tatapan yang hampa dan sendu sambil menyentuh batang dari wadah penampungan energi spiritual dimana dia bersemayam.



"Xingchen. Kau begitu indah saat kau sedang tertidur. Pantas saja buah hati kita memiliki wajah yang indah saat mereka tidur. Apa kau sedang bermimpi indah?"



Tidak ada respon dari suaminya. Sama seperti dia tidak bisa meresponnya. Tapi situasinya berbeda.



"Mimpi yang indah Istri. Jangan khawatir soal anak-anak, mereka baik-baik saja. Mereka melakukan yang terbaik."



Daozhang berjubah hitam itu menghela napasnya dengan lirih. Entah kenapa dia merasa seperti orang yang tidak waras sekarang. Namun dia tidak peduli. Yang dia inginkan hanyalah berbicara pada Xiao Xingchen.



"Tidak peduli seberapa lamanya kau tertidur, aku akan menunggu hari dimana kau membuka kedua matamu. Aku tidak akan meninggalkanmu, Rembulanku yang terang dan angin yang sejuk."



The End

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang