Dia mengeluarkan gulungan dari jubah ungu mudanya. Setelah dia membukanya dan membacakannya di dalam hatinya.
'Xingchen. Maafkan aku karena aku tidak bisa memberitahumu mengenai apa yang aku rasakan terhadapmu dari mulutku. Jadi aku menuliskannya disini.
Aku tahu kau tidak akan mengerti dengan apa yang aku katakan disini. Tapi aku benar-benar ingin memberitahumu mengenai apa yang aku rasakan melalui tulisanku sejak aku tidak pandai berkata banyak.
Kau adalah sosok yang sangat berharga untukku. Semua orang bilang kau tidak akan terlahir kembali karena jiwamu hancur berkeping-keping. Itu sangat menyakitiku. Tapi kau terlahir kembali dengan pikiran yang kosong. Apakah aku terluka dengan keadaanmu yang sekarang? Tidak. Aku tidak masalah untuk itu. Justru aku bisa menebus semua kata-kata jahatku dan kesalahanku padamu di masa lalu.
Aku menerima karmaku ketika kau tidak mengingat siapa aku. Itu adalah karma yang manis. Ketika jiwamu terbang ke langit bersama dengan abu jasadmu, aku berkata padamu untuk melupakanku agar kau bisa senang dan bebas.
Kau ibaratkan bulan purnama yang bersinar terang begitu indah di langit malam. Ah bahkan bulan purnama pun akan malu dan menutup dirinya dengan awan-awan ketika kau berjalan melintasi setiap jalan dengan keanggunanmu.
Xingchen. Aku akui, aku jatuh hati padamu sejak kehidupan pertama kita. Sampai sekarang pun, aku masih mencintaimu. Itu lah kenapa aku tidak akan pernah menyerah untuk mencarimu jika kau terpisah dariku. Sampai kapanpun, aku akan selalu berlari menggapaimu dimana pun kau berada.
Jika kau adalah bulan purnama yang terindah di langit malam, maka aku adalah sekumpulan bintang yang akan mengelilingimu dan bersinar bersamamu.'
Wajahnya merona setiap dia membaca isi gulungan setiap kata perkata. Hatinya merasa berdegup kencang.
Apa Zichen menegaskan dirinya untuk selalu berada disampingku?
Namun warna merah itu terlihat jelas ketika sebuah kilas balik dimana sahabatnya merona saat dia memberikan sebuah gulungan untuknya. Hatinya berdesir dan meleleh karena kehangatan ini.
Apakah.. ini pernyataan cinta? Jadi selama ini Zichen mencintaiku? Jadi perasaan aneh yang pernah kualami untuknya selama aku amnesia adalah cinta? Tapi.. apa itu cinta?
Xiao Xingchen selalu menganggap Song Lan sebagai sahabat tercintanya. Mereka akan selalu bersama dalam suka dan duka dan mendukung satu sama lain sebelum tragedi berdarah menimpa salah satu dari mereka.
Dia sudah merasa sangat puas setelah dia reuni lagi dengan sahabatnya. Tapi.. kenapa dia memberinya ini? Apakah ini sebuah pernyataan? Tapi apa bedanya dengan yang biasanya mereka lakukan? Apakah ini sebuah penegasan darinya? Penegasan? Xiao Xingchen memutar kembali otaknya sebaik mungkin untuk membalas perkataan dari pemberian Daozhang berjaket hitam keabu-abuan itu.
Dia tidak ingin mengecewakannya. Itu lah kenapa dia harus mencerna dan memahami makna dari setiap kalimat dari isi gulungan tersebut.
Namun ada suatu kata yang membuat hatinya sedih dan teremas. Sahabatnya menyuruhnya untuk melupakannya demi kebahagiaannya. Pada kenyataannya, dia tidak mengingatnya. Dan itu menjadi karma untuk Song Lan.
Padahal dia tidak pernah mengharapkan itu. Rasanya sangat menyiksa sekali ketika dia dalam masa-masa amnesia.
Tapi setidaknya Song Lan sudah menebus masa lalunya dan tetap disampingnya. Dia pasti akan menjawab pernyataan dari sahabatnya.
Dia mendengar langkah kaki seseorang yang memasuki rumah peti dan langsung menoleh padanya sambil memasukan kembali gulungan itu ke jubahnya.
"Zichen. Selamat datang kembali." Kata Xiao Xingchen sambil tersenyum lembut padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life
FanfictionKedua Daozhang legendaris telah kembali ke dunia ini. Akankah mereka bisa kembali bersama lagi seperti dahulu kala? Apakah mimpi mereka akan menjadi kenyataan?