Chapter 21

43 1 0
                                    

Xiao Xingchen dalam keadaan yang tidak sadarkan diri. Song Lan meletakkan putrinya disamping suaminya dan dia melepaskan jaket luarannya dan menyelimuti tubuhnya setelah dia menggendong Song Zhen yang tali pusarnya sudah dipotong olehnya. Dia merobek kain hitam yang membungkus Fuxue untuk menutupi tubuh mungil si kecil.

Dia mulai memeriksa Xiao Xingchen dengan energi spiritualnya setelah dia menjahit perutnya. Tapi dia terkesiap kaget setelah dia selesai memeriksanya. Tubuh dan napasnya bergetar hebat. Dia tidak percaya ini. Suaminya telah meninggalkannya lagi untuk kedua kalinya.

"Xingchen.. Tidak mungkin.. XINGCHEN..!!"

Air matanya mengalir keluar. Dia terisak dalam diam. Dengan tangan lainnya, dia membawa Xiao Xingchen ke dalam dekapannya dan mengecup wajahnya dengan penuh kasih.

Apa aku akan kehilangannya lagi..?

"Xingchen. Aku percaya kau tidak meninggalkan kami. Kau hanya sangat kelelahan. Istirahat lah rembulanku yang indah. Aku disini untukmu." Kata Song Lan dengan lirih. Dia tidak melepaskan kecupan di wajahnya. "Istirahat lah takdirku.."

Aku harus mengkremasikan tubuhnya untuk kedua kalinya. Dan mengembara bersama A-Zhen tanpanya..

Song Lan menatap suaminya dengan tatapan sendu. Impiannya bersama suaminya akan pupus untuk kedua kalinya. Sekali lagi, dia percaya Xiao Xingchen tidak meninggalkannya.

"Jangan khawatir Xingchen, A-Zhen. Aku akan melindungi dan menjaga kalian."

Song Lan terbangun dari tidurnya saat dia mendengar isak tangis putri mereka. Dia menatapnya dengan tatapan lirih sambil menimangnya. "A-Zhen.. Tenanglah nak. Ayah disini. Tenangla-"

"Putriku.."

Daozhang berjubah hitam itu terkesiap kaget saat dia mendengar suara lembut suaminya. Dia langsung mengalihkan pandangannya padanya.

"Xi.. Xingchen.. Kau.. Kau sudah sadar..?" Song Lan membuai tubuhnya lebih dekat padanya. Dia mencium wajahnya dengan lembut. "Bagaimana perasaanmu?"

"A-Lan.. putri kita.. Apa putri kita lahir dengan selamat?" Xiao Xingchen bertanya dengan parau.

Song Lan tersenyum lembut pada suaminya. "Dia disini Xingchen. Dia telah hadir untuk kita." Dia mengecup wajahnya dengan penuh kasih.

Dia terkesiap dengan lirih. Ekspresinya penuh dengan haru. Cairan bening mengalir dari kedua matanya. "A-Zhen.. Putri kita.."

Daozhang berjubah hitam itu mengangguk padanya. "Ini Xingchen. Peluk dia. Bukankah kau ingin memeluknya?" Katanya dengan lembut sambil menyerahkan Song Zhen padanya.

Dia menatap Song Zhen yang sekarang berada didekapannya dengan tatapan sendu dan penuh kasih. Dia membenamkan wajahnya pada wajah putri mereka.

"A-Zhen.. kesayangan kami.." Dia bergumam disela isak tangisnya.

Dia merasakan keningnya dikecup oleh suaminya dengan lembut. "Kau telah melakukan yang terbaik Xingchen. Kau adalah sosok papa yang hebat." Kata Song Lan dengan lirih.

Xiao Xingchen memejamkan kedua matanya sambil tersenyum hangat padanya.

"Terima kasih.. Terima kasih Rembulanku yang terang dan angin yang sejuk." Song Lan melanjutkan kata-katanya. Cairan bening mengalir dari kedua matanya.

Dia terkesiap ketika dia merasakan air mata suaminya jatuh dari kedua matanya. Dia tersenyum lembut padanya dan menghapusnya. "A-Lan.."

"Aku takut kehilanganmu Xingchen. Aku benar-benar takut.." Kata Song Lan dengan parau.

"Aku disini A-Lan. Aku tidak pergi kemanapun. Aku masih bersamamu."

Xiao Xingchen tersenyum lembut pada suaminya. Dia membenamkan wajahnya di dada bidangnya sambil mendekap putri mereka. Itu lah caranya untuk menenangkan Daozhang berjubah hitam itu.

New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang