13. Mabuk

4.9K 356 203
                                    

MAKASIH YG UDH VOTE DAN KOMEN DI CHAPTER KEMAREN

HOPE U ENJOY^^

°°°°

Rio Alvares

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku perlahan ketika mendengar suara bising dari luar kamar, aku melirik jam dan melihat ini masih jam tiga subuh, siapa yang beraktivitas ditengah malam seperti ini? Pencuri?

Karena penasaran aku beranjak keluar kamar, suara gaduh itu makin jelas terdengar dari arah dapur, aku berjalan kedapur, lalu menemukan Luna yang tengah membongkar kulkas sepertinya ingin mencari makanan.

Aku berdiri agak jauh dibelakangnya, memilih untuk melihat apa yang akan gadis ini lakukan.

"Duh! Haus banget," gumam gadis itu cukup terdengar. Ia menutup kulkasnya ketika tidak mendapatkan apa-apa.

Aku menahan tawa ketika melihat dia berjalan dengan agak sempoyongan dan mata setengah terbuka, dia sudah begitu mengantuk tapi tetap berusaha mencari apa yang ia inginkan.

Dia mulai membongkar lemari dapur untuk mencari minuman, "Aduhh, masa sih gak ada minuman seger."

Dia terus berusaha mencari disetiap sudut dapur, sampai aku bisa melihat matanya berbinar disertai senyum lebarnya.

"Widihh, apa nih? Kayaknya seger." Celotehnya pada diri sendiri.

Aku tidak bisa melihat dengan jelas minuman apa yang dia ambil, karena agak tertutupi oleh tubuhnya, dia terlihat berusaha membuka tutupnya sampai akhirnya berhasil, lalu dia mengambil secangkir gelas dari rak piring, dari sini baru aku bisa melihat bahwa minuman yang ia ambil adalah—WHAT?! MINUMANKU?? itu Tequilla yang kemarin aku beli!

Aku dapat melihat Luna mulai menuangkan minuman itu ke gelasnya, yang benar saja, dengan segera aku menghampirinya.

"Luna!" Panggilku.

Luna menoleh ketika ku panggil, secangkir gelas yang terisi penuh oleh Tequilla sudah bertengger manis ditangannya. "Eh Mas Rio? Kok belum tidur?"

Aku tidak menjawab.

Ketika dia mulai mendekatkan gelas ke bibirnya, dengan cepat aku mencegahnya, "Luna! Jangan diminum!"

Gerakan Luna terhenti, lalu ia menatapku heran, "Kenapa? Ini punya kamu ya Mas?"

"Iya, jangan di minum."

"Dihh, saya haus Mas, bagi dikit napa, jangan pelit." Katanya lalu langsung meneguk minuman itu tanpa bisa ku cegah lagi.

Luna berhenti meneguk, dia menyimpan gelas itu dengan kasar keatas meja, wajahnya mengernyit tidak enak, lalu satu tangannya memegang lehernya seolah-olah yang dia telan dapat menimbulkan sensasi aneh dilehernya.

"Mas, kok rasanya aneh sih Mas? Gak enak," ucap Luna keheranan.

Aku berjalan menghampirinya, "Kan sudah saya bilang, jangan diminum, susah banget sih dibilangin!"

"Mas masukin racun ke minumannya ya? Apa jangan-jangan Mas masukin sianida?!" Tuduhnya sembarangan.

Aku menurunkan jari telunjuk Luna yang menunjukku tidak sopan, "Itu Tequilla Luna."

"Apa? Teq–teq apa tadi? Kok kepala saya jadi pusing?" Luna beralih memegangi kepalanya.

"Ya kadar alkohol nya lumayan tinggi, kalo pemula seperti kamu pasti gak terbiasa." Jelasku seadanya.

"APAA?! ALKOHOL? INI ALKOHOL MAS?!" Pekiknya membuatku menutup kedua telingaku.

"Bisa gak sih gak teriak-teriak, ini bukan hutan Luna!"

ONE STEP CLOSER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang