16. Acara Pernikahan

4.8K 347 139
                                    

MULMED;
Outfit Mas Rio dan Aluna hari ini

HAPPY READING~

°°°°

Mas Rio tiba-tiba menggenggam tanganku ketika kami baru sampai didalam gedung. Suasana gedungnya cukup mewah, beberapa orang banyak yang berpenampilan glamour, Ibu-Ibunya pun terlihat seperti wanita sosialita yang sering arisan sana-sini.

Aku merasakan Mas Rio mempererat genggamannya pada jemariku, membuatku menoleh padanya, wajahnya terlihat menahan sesuatu? Bukan nahan boker ya, tapi lebih ke kesal mungkin? Aku gak tau pasti. Aku mengikuti arah pandangan Mas Rio, sampai aku menemukan seorang Rebecca yang tengah bersulang dengan beberapa wanita lainnya.

Baiklah, aku tahu apa yang buat Mas Rio kayak begini.

"Mas, Mas, Mas! Kita kesana yuk!" Ajakku sembari menunjuk meja penuh makanan.

"Ah–apa? Oh oke," sahut Mas Rio tidak fokus.

Tidak apa, yang penting aku berhasil mengalihkan pikirannya, dasar Mas Rio bucin!

Aku mengambil pisang coklat yang sudah tersedia di jajaran meja prasmanan, dengan lahap aku memakannya, sebenarnya belum banyak orang yang mulai makan, tapi daripada aku gabut celingak-celinguk gak jelas kan mending makan.

Mas Rio melirikku yang tengah memakan pisang coklat, lalu memutar bola matanya jengkel, "Ck, kamu ini suka gak tau tempat ya?"

"Tempat gimana Mas? Emangnya tempat ini kenapa?" Tanyaku gak ngeh.

"Kamu liat, acara baru dimulai, kenapa kamu sudah main comot makanan aja?" Bisik Mas Rio ditelingaku.

"Gak ada yang larang buat makan sekarang kok, konsepnya kan kalo sudah disediain artinya boleh dimakan," jelasku ikut berbisik.

"Terserah kamu Lun, malu-maluin itu bakat kamu ternyata."

"Marah-marah itu bakat Mas Rio ternyata," balasku membaliki.

"Liat wajah kamu itu bawaannya mau marah terus," ejeknya tidak mau kalah.

Aku hanya menggidikan bahu tidak peduli, toh kalau aku jawab tidak akan ada habisnya, tau sendiri Mas Rio itu orangnya gak pernah mau kalah.

"Eh bro!" Tiba-tiba seorang pria datang sambil menepuk bahu Mas Rio.

"Eh Farhan, gue kira siapa." Mas Rio tersenyum tipis.

"Gimana kerjaan lo? Masih fotografer bro?"

"Masih lah, entar lagi mau buka pameran malah."

"Serius lo? Keren tuh! Undang gue jangan lupa."

Mereka berdua terus saja berbincang-bincang panjang sampai melupakan kebedaradaanku disampingnya. Tipikal teman lama yang bertemu kembali.

Aku mulai bosan mendengar dua orang pria ini terus mengoceh, mana lapar pula, jadi aku memutuskan pamit pada Mas Rio untuk mencari berbagai macam makanan, beberapa orang juga sudah mulai makan-makan. Jadi aku bisa leluasa mengambil banyak makanan tanpa harus malu-malu.

Disaat aku tengah sibuk menghabiskan kebab, tiba-tiba seseorang menepuk bahuku membuatku mendongak untuk melihatnya.

"Aluna kan?" Sapa orang itu.

"Eh Andre?!"

Aku terkejut, bisa-bisanya Andre ada didepan ku sekarang, Andre itu adalah mantan pacarku semasa kuliah, walaupun sudah lama putus tapi aku tidak pernah ingin bertemu dengannya, alasannya aku muak. Liat pria buaya semacamnya membuatku malas.

ONE STEP CLOSER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang