10. Temen kantor

4.5K 360 187
                                    

MULMED; RIO ALVARES

Maaf karena di chapter sebelumnya banyak typo nya:(

Hope you enjoy this chapter^^

HAPPY READING~

Hari ini, aku memiliki janji dengan teman kantorku nanti siang, tapi sebelum itu harus aku membersihkan rumah dan mencuci baju terlebih dahulu. Aku bukan tipe wanita yang suka menumpuk-numpuk pekerjaan, karena akan malas nantinya.

Setelah membersihkan sekitaran rumah dan membuat sarapan, aku beralih mengecek mesin cuci, memasukan satu-persatu baju Mas Rio yang akan dicuci, iya baju Mas Rio, bukan baju aku, karena aku kan masih istrinya, aku akan merasa berdosa apabila tidak melakukan hal-hal yang harus istri lakukan, ya karena memang itu kewajibanku.

Tapi seketika gerakan tanganku terhenti ketika mengambil salah satu baju kemeja dengan bercak kekuningan didekat lengannya.

Oh aku ingat! ini adalah bekas tumpahan teh yang kemarin Tante Rebecca semburkan, dasar Rebecca bikin susah saja.

Karena aku terlanjur kesal melihat bajunya, aku memisahkan baju itu kedalam keranjang, tidak akan aku cuci, biarkan saja Mas Rio yang cuci, aku tidak mau ya tanganku ternodai oleh siraman kolbu nya si Tante, ewww!

"Kok kamu gak cuci kemeja saya yang itu?" Tanya seseorang dari belakang membuatku terlonjak kaget.

"Astaga! Kamjagiya Mas!" Aku mengelus-elus dadaku kaget. Sampai-sampai bahasa koreaku keluar.

"Itu kemeja saya kenapa gak dicuci?" Tanyanya dengan nada yang mulai jengkel.

Duh mulai kambuh nih penyakit sensitive nya, "Ya, buat kemeja yang itu saya diskriminasi."

Mas Rio mengernyit heran, "Gak usah aneh-aneh, besok saya mau pakai kemeja itu soalnya."

"Dih, Mas Rio aja cuci sendiri, saya gak mau cuci kemeja yang bekas semburanya Tante Rebecca." Jawabku mantap.

"Kamu bisa gak, gak usah kekanak-kanakan!" Balasnya terlihat kesal ketika aku membawa nama Rebecca.

Aku hanya menggidikan bahu tidak peduli, "Ngaca dong Mas."

"Salah saya menikah dengan wanita muda seperti kamu!"

"Makasih lho Mas sudah bilang saya muda," Tuturku sembari tersenyum palsu, "Emang Mas Rio tipenya Tante-Tante kayak Rebecca yah?"

"LUNA!" Mas Rio mulai meninggikan suara.

"Kenapa Mas? Saya salah ya?" Tanyaku tanpa dosa.

"Saya suka Rebecca dengan sikap keibuannya, tidak seperti kamu yang seperti anak kecil." Mas Rio menunjuk-nunjukku. Gak sopan banget.

"Maaf Mas, tapi saya gak nanya." Jawabku cuek.

Mas Rio terlihat memejamkan mata sembari menarik napas menahan emosi, emangnya enak?

Lagian aku heran sama Mas Rio, Rebecca keibuan katanya? Ah sepertinya Mas Rio ini dipelet Rebecca, atau mungkin karena Mas Rio kehilangan sosok Ibunya sedari kecil yang membuat Mas Rio suka sama cewek modelan yang lebih tua dibanding dirinya seperti Rebecca? Bisa jadi sih.

"Gini Mas, saya bakal cuci semua baju Mas Rio, kecuali yang ini." Aku menunjuk baju kemeja yang bernoda itu.

"Terserah kamu, saya lapar, saya mau sarapan." Ujar Mas Rio terlihat lelah, harusnya aku yang lelah disini.

"Ya tinggal sarapan Mas, lapar kok curhat. Udah saya buatin sarapan kok." Ucapku sembari sibuk mengisi air kedalam mesin cuci.

Mas Rio berjalan pergi menuju dapur dengan wajah jengkel, sedangkan aku sibuk dengan urusan cuci mencuci.

ONE STEP CLOSER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang