21. Ngambek

5.6K 356 143
                                    

Hii guys aku kembali setelah hampir 3 bulan hiatus, semoga kalian gk lupa alurnya😓

Mulmed; Aluna

HAPPY READING^^

Rio Alvares

Aku dengan santainya menerobos masuk kedalam apartemen Novan yang passwordnya sudah kuhapal diluar kepala. Sejak kejadian aku bertengkar dengan Tom, aku jadi jarang bermain bersama Novan meskipun beberapa kali Novan mengajakku untuk berkumpul seperti biasa.

Tanpa basa-basi aku masuk kedalam kamarnya dan menemukan Novan yang dengan enaknya masih tertidur dengan posisi terlentang di atas ranjangnya, banyak sampah cemilan yang berserakan disekitar lantainya, sungguh kebiasaan joroknya ini tidak pernah lepas.

Aku melemparkan bantal ke wajah Novan. "Bangun!"

Tidak ada sahutan sama sekali, akhirnya aku mencoba mengambil satu keping cemilan untuk dimasukan kedalam mulutnya yang tengah terbuka lebar. "Woy bangun, Van!"

Novan melenguh sembari membuka matanya dengan perlahan, cemilan yang tadi aku masukan malah ia kunyah dengan nikmat.

"Pagi-pagi siapa si yang ganggu gue!" Gumamnya masih dengan mata setengah terbuka.

"Ini udah siang." Aku mencoba menarik selimut dari tubuhnya. "Buruan bangun!"

Ketika ia mendapatkanku yang tengah berdiri disamping ranjangnya, Novan membulatkan matanya kaget. "EH ANJING, RIO!" Novan bangkit dari tidurnya.

"Santai aja anjing," balasku.

"Mimpi apa gue liat lo datengin gue!" Hebohnya.

Aku mengernyit jijik menatapnya. "Bersihin dulu itu iler lo."

Tangannya lalu terangkat untuk mengelap sisa-sisa cemilan disudut bibirnya, lalu dia tersenyum melihatku. "Gue cuci muka dulu."

Aku hanya bergumam meng-iyakan lalu berjalan menuju ruang TV dan duduk disofanya sembari menunggu kedatangan Novan.

Pikiranku tiba-tiba terbang kesaat dimana aku mendapatkan Rebecca yang tengah berciuman mesra dengan Tom, pemandangan yang sungguh menjijikan, sejak kejadian itu aku sempat berkelahi dengan Tom, setelah itu aku tidak pernah lagi bertemu dengannya, tepatnya aku menghindarinya.

Aku tau Tom merupakan penggila wanita tapi aku tidak meyangka ia berani mengkhianatiku dari belakang. Itulah yang membuatku malas berteman dan percaya pada seseorang, banyak dari mereka semua yang memasang topeng dihadapanku.

Satu tepukan mendarat dibahuku. "Ngelamun aja lo!" Tegur Novan mengejutkanku. "Ada apa lo datang kemari? Curhat ceria nih pasti?"

Aku menatap jengkel Novan yang sekarang duduk disampingku. "Lo hari ini gak kerja?" Tanyaku.

"Biasalah gue, freelance." Jawabnya sembari terkekeh.

"Enak banget ya jadi anak IT, freelance mulu."

"Gak selalu sih," jelasnya. "Lo tumbenan datang kesini, kemaren-kemaren gue ajak ketemuan gak mau tuh."

"Lo gak suka gue datengin?" Aku mendorong bahunya pelan.

Novan mendengus geli. "Enggak, tapi serius lo datengin gue mau apa?"

Aku terdiam sejenak. "Emangnya gue mampir kesini harus ada alesan dulu?"

Novan berdecak pelan. "Lo gak usah pura-pura gak ngerti lah. Lo kan lagi ada masalah sama Tom, makannya ngehindarin gue."

Aku menghembuskan napas, "Gue pengen nanyain sesuatu."

ONE STEP CLOSER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang