15. Perkara Gaun

4.7K 360 204
                                    

HAPPY READING;)

°°°°

Aluna Oktaviani

Aku merenggangkan tubuhku ketika merasakan terik matahari berhasil menembus tirai kamarku. Aku melirik jam yang ternyata sudah menunjukan pukul tujuh pagi, yah aku telat bangun. Mungkin karena kemarin aku begadang, jadi seperti ini jadinya.

Cepat-cepat aku bangun, lalu membuat sarapan simple didapur, aku tidak akan membuat sarapan istimewa, karena setau aku hari ini Mas Rio dan aku akan datang ke sebuah acara pernikahan rekan bisnisnya Papah Robert. Gak tau jadi, gak tau enggak, tapi kondisi hatiku pagi ini cukup baik, mengingat Mas Rio sudah putus dengan Rebecca, maafkan aku yang bahagia diatas penderitaan orang lain, Hahaha.

"Sarapan belum jadi?" Tanya seseorang dari belekang membuatku terlonjak kaget.

"Eh–belum Mas, saya kesiangan bangunnya hehe," jelasku jujur.

Aku dapat melihat dari sudut mataku Mas Rio duduk dimeja makan sambil terus memperhatikanku yang tengah memasak. Mas Rio itu ngapain sih?

"Kemaren..." Ucapnya memberi jeda, "Kamu yang gantiin baju saya?"

Aku langsung gelagapan sendiri, "Ah iya Mas, sorry. Abisnya baju kamu kena muntah, tapi tenang Mas, saya gak ganti celana kamu kok."

Sepertinya Mas Rio lupa akan kejadian semalam, syukurlah.

Aku membawa sarapannya ke meja makan, terlihat Mas Rio tengah sibuk mengurut pangkal hidungnya, keliatannya Mas Rio masih pusing.

Aku berinisiatif menuangkan sarapan ke piring Mas Rio, kasihan juga melihat Mas Rio yang terlihat lemas.

"Mas masih pusing ya?" Tanyaku hati-hati.

Mas Rio mendongak menatapku, "Biasa aja." Lalu Mas Rio menarik piring yang tadi sudah aku siapkan.

"Emm...hari ini kita jadi kan pergi ke acara pernikahan rekan bisnisnya Papah?" Tanyaku gugup, ah mengingat kejadian semalam jadi gugup begini.

"Jadi," jawabnya singkat. Dih sok singkat.

"Oke."

Kami hening, aku sibuk dengan sarapanku begitu juga dengannya, biasanya kita tidak sarapan bersama seperti ini, karena biasanya aku dulu yang sarapan, Mas Rio suka telat bangun soalnya.

"Oh iya Mas, nanti kita berangkat ke pernikahannya pake apa?" Tanyaku memecah keheningan.

"Mobil lah!" Jawab Mas Rio jutek.

"Kan Mobil Mas Rio kemaren gak dibawa, orang Mas Rio tinggal di club," Sindirku.

"Saya sudah suruh orang buat bawa mobil saya kesini," balas Mas Rio tidak berminat.

"Ohh, btw rekan bisnis Papah yang nikah itu se–"

"Shht! Kamu bisa diam gak!? Gak sopan ya makan sambil ngomong!" Omelnya seperti Ibu-Ibu.

Aku langsung menunduk mendapat omelan darinya, "Ya maaf, Mas."

Mas Rio hanya mendengus kesal, dasar Mas Rio kerjaannya marah-marah mulu, gimana aku mau mendapatkan hatinya kalau di ajak omong dikit langsung marah.

Mungkin moodnya sedang buruk karena habis putus dengan Rebecca, positif aja.

🍂🍂🍂

Aku sudah bersiap-siap dengan gaun terbagus yang aku punya, gaun ini sebenarnya pemberian dari mantan pacarku, tapi ya karena ini bagus jadi tetap aku simpan, ya masa mau dibuang, sayang lah. Mana bagus banget lagi.

ONE STEP CLOSER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang