17. First Kiss?

5.1K 336 113
                                    

WARNING!!!

CHAPTER INI PENUH DENGAN DRAMA:))

HAPPY READING~

°°°°

Aku dengan perlahan mendekatkan wajahku ke wajahnya, hidung kami bersentuhan, bahkan aku dapat merasakan deru napasnya, tatapanku terpaku pada bibir mungilnya yang menggoda itu, aku semakin mendekatkan wajahku, dengan pasti aku mencium bibirnya lembut.

Luna tidak menolak, dia malah memejamkan mata seolah menikmati apa yang sedang kami lakukan sekarang.

ku terbuai sampai—

"Ma-mas kenapa?" Tanya Luna menyadarkanku.

Shit!

Aku melepaskan tanganku dari dagunya, lalu mengerjap-ngerjapkan mataku berkali-kali. Astaga! Bagaimana bisa aku membayangkan hal seperti itu, berciuman dengan Luna? Sepertinya itu belum pernah ada dalam rencanaku, otakku sepertinya sudah gila.

"Mas kenapa sih liatin saya nya begitu banget, serem tau." Luna lanjut berkomentar.

Aku berdehem guna meredakan gugup, "Saya kan punya mata, terserah saya mau liat apa aja."

"Mas mikir yang enggak enggak ya? Pake liatin bibir saya segala, ih ngeri." Luna beringsut mundur.

Aku langsung menahan tangannya, "Apaan sih, saya mana ada pikiran begitu!"

"Ya ya ya, saya percaya," jawabnya menyebalkan. "Mas tau gak?"

"Gak," jawabku cepat.

"Kayaknya Mas berhasil bikin Rebecca cemburu deh."

Aku mengangkat sebelah alisku tertarik, "Oh ya?"

"Iya, malah dia liatin saya sampe matanya kayak mau keluar."

"Melotot maksud kamu?"

"He'em."

"Baguslah," sahutku sambil mencolek hidung kecil Luna.

"Ih apaan sih Mas." Luna mengusap hidungnya gugup.

"Makasih, btw." Ini pertama kalinya aku berterima kasih pada Luna.

Luna mengangguk singkat, "Kesana aja yuk Mas, Tante Becca liatin saya nya serem banget, takut di santet."

Aku tertawa mendengarnya, apa-apaan gadis ini? Santet katanya? Yang benar saja, memangnya ini jaman dulu yang kalau apa-apa pakai santet. Pikirannya itu tak bisa ditebak, Rasanya aku penasaran ingin coba menyelami pikirannya.

"Kalau gitu mending kita pulang!" Kataku berdiri lalu meraih pergelangan tangannya dengan mesra. Sebelum benar-benar pulang aku dengan sengaja lewat dihadapan Rebecca tanpa meliriknya sama sekali.

🍂🍂🍂

Aluna Oktaviani

Mas Rio melepaskan pergelangan tanganku ketika kami sudah diluar, sedangkan aku langsung menghembuskan napas legah. Bergandengan tangan dengan Mas Rio berhasil membuat jatungku tak karuan, takut baper, bahaya.

ONE STEP CLOSER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang