31. Bersama.

7.6K 390 74
                                    

Hi guyss, apa kabar??
Maap ya update lama😭
Lagi mentok ni otak aku🙏

BTW MAKASII YANG KOMEN DI CHAPTER KMRN, SETIDAKNYA AKU JDI LEBIH SEMANGAT BUAT NULIS🥰

HAPPY READING~

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali menyesuaikan cahaya yang masuk, sedikit meregangkan tubuhku guna melenturkan otot-ototku yang terasa kaku.

Aku mengernyit heran ketika tidak dapat menemukan keberadaan Mas Rio disampingku, apa dia sudah bangun? Tumben sekali dia bangun lebih pagi dariku.

Aku menoleh ke arah jendela, dimana aku menemukan Mas Rio yang tengah berdiri menghadap jendela dengan kemeja yang tersampir di kedua bahunya, membiarkan bagian perut dan dadanya terlihat begitu saja. Senyumku terukir tipis melihatnya.

Mas Rio hanya memandang lurus ke arah jendela dengan cahaya matahari yang menyorot terang ke arahnya, raut wajahnya terlihat serius, seolah tengah memikirkan banyak hal dikepalanya. Astaga melihatnya diam seperti itu saja sudah bisa membuat jantungku berdetak kencang.

Aku mencoba beranjak duduk dipinggiran kasur, membuat Mas Rio yang merasakan pergerakanku menoleh ke belakang melihatku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mencoba beranjak duduk dipinggiran kasur, membuat Mas Rio yang merasakan pergerakanku menoleh ke belakang melihatku.

Aku tersenyum ketika pandanganku bertemu dengan netranya. "Mas Rio ngapain?"

Mas Rio tanpa menjawab berjalan mendekat ke arahku, lalu ikut mendudukan dirinya disampingku, satu tangannya terangkat untuk menyelipkan rambutku ke belakang telinga.

"Pagi, Aluna," sapa Mas Rio lembut.

Aku menunduk malu ketika Mas Rio menatapku dalam, perlakuan kecilnya selalu bisa membuatku tersipu.

Mas Rio mendengus geli melihat reaksiku, membuatku semakin menundukkan kepalaku. Apa aku bilang, aku benar-benar terlihat seperti remaja yang baru jatuh cinta.

Lima belas detik berlalu dalam keheningan, kemudian aku memberanikan diri mendongak menatapnya. "Mas Rio tadi mikirin apa?"

Mas Rio menatapku bertanya. "Tadi kapan?"

"Tadi pas Mas Rio liatin jendela, kayaknya serius banget," jelasku.

"Ah itu..." Mas Rio menjeda sejenak seolah berpikir. "Saya baru sadar, Aluna. Selama kita menikah, kita gak pernah bulan madu ya."

Aku sedikit mematung mendengarnya, sejujurnya itu adalah hal yang aku impi-impikan dalam pernikahan. Ketika tahu pria yang menikah denganku adalah Mas Rio, aku tidak begitu berharap banyak mengetahui sikapnya dulu, namun mendengar ucapannya sekarang membuatku kembali berharap.

"Kita juga belum pernah foto prewedding," lanjutnya. Lalu menunjuk dinding kosong yang terpampang di depan ranjang. "Harusnya disitu ada foto kita."

ONE STEP CLOSER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang