11. Belanja.

4.1K 346 183
                                    

MULMED; Robert Alvares

Sorry for typo:v

HOPE U ENJOY THIS CHAPTER.

°°°°

Aku berjalan menghampiri pintu rumah, berniat keluar untuk belanja bulanan, beberapa bahan makanan sudah mulai habis soalnya.

Ketika aku membuka pintu rumah, aku dikejutkan oleh kedatangan Papah Robert berserta Nenek, "Eh ada Papah sama Nenek."

Papah Robert dan Nenek tersenyum kearahku, aku spontan menyalimi punggung tangan keduanya dengan sopan.

"Papah sama Nenek kok gak ngabarin dulu mau kesini?" Tanyaku langsung.

"Lho emangnya gak boleh kita kesini?" Tanya Papah dengan raut kecewa.

"Ya boleh dong Pah, maksud Luna itu kalo Papah ngabarin kan Luna bisa siap-siapin masakan gitu lho."

"Niat kita kesini kan mau liat kalian, bukan buat makan," Balas Papah Robert, lama-lama ekspresinya mirip Mas Rio.

"Hehehe, yaudah Pah, masuk dulu aja yuk!" Ajakku.

Papah dan Nenek pun masuk lalu duduk diruang tengah. Mereka berdua mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru rumah ini.

"Si A'a kemana neng? Kok gak keliatan?" Tanya Nenek yang tidak melihat kehadiran Mas Rio.

"Itu–Mas Rio masih tidur Nek, hehe." Aku menggaruk pelipisku bingung.

"Udah punya istri, bangunnya masih siang aja," Omel Papah terlihat jengkel.

"Gak apa-apa kok Pah," Jawabku sambil tersenyum ramah.

"Lho, ada Papah sama Nenek?" Ucap Mas Rio yang baru saja muncul.

"Nah panjang umur orangnya," Sindir Papah Robert.

Mas Rio melirik tidak mengerti kearah Papah. Rambutnya terlihat berantakan, bibirnya juga lebih merah ketika bangun tidur. Ia mengenakan celana joger abu-abu dan kaos tipis berwarna biru dongker, membuat otot-otot yang bersembunyi dibalik itu tercetak dengan jelas. Yaampun pemandangan macam apa ini.

"Kamu teh gimana jadi suami? bangunnya meuni siang pisan," Omel Nenek pada Mas Rio.

Mas Rio terlihat menghela napas, "Rio kemaren capek Nek, jadi kebablasan tidurnya."

Alaaah padahal emang setiap harinya bangun siang, sarapan juga siang, abis itu nanti sekitar jam 11-an keluar buat kerja, terus pulang malem jam 11 malem, gitu aja terus.

Aku melihat Mas Rio ikut duduk disampingku, wangi maskulinnya bisa tercium sampai kehidungku, ini Mas Rio baru bangun kok bisa-bisanya masih wangi aja? dimana-mana orang kalo baru bangun kan bau iler, iya kan?

"Ai Eneng mau kemana pagi-pagi udah geulis sama rapih?" Tanya Nenek sembari memperhatikan pakaianku.

"Oh itu, aku mau belanja Nek, biasa belanja bulanan." Jelasku seadanya.

"Sendirian?" Tanya Papah Robert.

"Iy–"

"Gak kok, bareng sama Rio, iya kan Lun?" Potong Mas Rio cepat.

Mulai deh Mas Rio pencitraannya.

Aku hanya mengangguk saja, ya aku juga tidak mau terlihat seperti pasangan suami istri yang penuh masalah, padahal memang iya.

ONE STEP CLOSER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang