34. Prancis atau Korea?

3.9K 247 10
                                    

Makasih buat yg udh
vote dan komen😭😭

Jangan bosen2 yaa❤

Aku kasih update cepet nih🙆‍♀️

Semogaa suka.

Happy Reading^^

○○○○

Aluna Oktaviani

Dengan penuh semangat aku berlari kecil menghampiri tukang bubur yang tidak jauh dariku. Rasanya sudah begitu lama aku tidak makan bubur disini. Tadinya aku ingin mengajak Mas Rio sarapan bersama disini, tapi tidak jadi karena Mas Rio masih tertidur pulas sehabis kerja lembur semalaman.

Namun baru saja aku duduk di kursi panjang, aku dikejutkan dengan keberadaan seorang pria yang baru saja mendaratkan pantatnya  disampingku. Tidak lupa dengan semangkuk bubur yang sudah bertengger manis ditangannya.

"Lho Mas Bowo?" Kataku cukup kaget.

"Aluna?" balasnya lalu tersenyum manis.

Kalian masih ingat dengan Mas Bowo kan? Dia adalah pria yang bertemu denganku di minimarket dekat rumah, ia juga merupakan tetangga yang hanya beda satu blok dari rumahku. Jadi sebenarnya tidak heran jika kita kembali di pertemukan di tukang bubur Mang Sule ini.

"Sendirian aja?" Tanya Mas Bowo sembari menyendok satu suap bubur ke mulutnya.

"Eh iya nih sendiri, suami saya masih tidur, hehe."

Sebelum Mas Bowo ingin membuka suaranya lagi, suara Mang Sule sudah lebih dulu menginterupsi.

"Mau bubur apa Neng?" Tanya Mas Sule padaku.

"Biasa Mang, buburnya campur gak usah pake kacang," kataku menjelaskan.

Mas Sule lalu mengangguk mulai membuatkan semangkuk bubur untukku.

"Abis darimana, Lun?" Tanya Bowo memperhatikanku dari atas sampai bawah.

"Gak dari mana-mana sih, dari rumah aja," jawabku seadanya.

"Habis dari rumah tapi rapih banget ya, Lun. Cantik." Mas Bowo lagi-lagi tersenyum.

Aku jadi tersenyum kikuk mendengar pujiannya itu, merasa aneh. "Ah makasih Mas."

"Eh jangan panggil saya Mas, panggil Bowo aja."

"Ohh oke Bowo, saya lupa."

"Eh tapi serius kamu udah punya suami?" Tanya Bowo lagi.

Aku mengangguk. "Beneran kok, emang kenapa?"

"Gak keliatan udah punya suami ya? Masih kayak anak muda."

"Duhh masa sih? Tapi emang saya belum terlalu tua sih, hehe." Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

"Nikah muda nih berarti? Sekarang kayaknya lagi musim nikah muda ya?" Tanya Bowo sembari terkekeh.

Aku balas terkekeh. "Mungkin emang udah jodohnya kali."

"Tapi cewek cantik kayak kamu pasti banyak yang mau sih, wajar aja udah nikah." Bowo ini tak habis-habisnya memujiku.

Aku tersenyum simpul menjawabnya, lagipula bingung ingin menjawab apa jika sudah berada di situasi kikuk ini.

"Tapi serius lho kamu keliatan muda banget, rambut dikepang, berasa liat anak SMA," pujinya kesekian kalinya.

Aku tidak terlalu nyaman jika seseorang sudah memujiku terlalu berlebihan, di puji Mas Rio saja aku sudah ketar-ketir, ini dipuji oleh orang yang baru saja bertemu denganku dua kali.

ONE STEP CLOSER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang