19. Sakit

5.5K 346 197
                                    

HAII GUSYY!! Maaf bikin klian nunggu

Kemaren aku bru selesai wawancara buat masuk kuliah, setelah seminggu lamanya akhirnya aku bisa buka wattpad lagi hehe.

Btw, makasiii buat doanyaa😘

HAPPY READING~

°°°°

Aku mencoba mengerjap-ngerjapkan mataku ketika aku merasa terganggu dari tidurku, perutku rasanya sakit sekali layaknya mau datang bulan dan sepertinya aku merasakan sebuah beban yang menimpa pinggangku.

Ketika nyawaku sudah benar-benar terkumpul aku dapat melihat sebuah lengan seseorang yang tengah melingkari pinggangku dengan erat.

—EH LENGAN?!!

Mataku membulat sempurna menyadarinya. Bagaimana bisa aku tertidur disebuah sofa dengan posisi duduk sambil berpelukan dengan pria yang sebenarnya adalah suamiku, sesungguhnya itu normal tapi akan tidak normal jika orangnya Mas Rio. Secara aku dan Mas Rio adalah pasangan tanpa cinta.

Dengan perlahan dan hati-hati aku menyingkirkan tangan Mas Rio dari pinggangku, aku harap Mas Rio tidak sadar bahwa kita baru saja tidur bersama, aku tidak bisa membayangkan bagaimana canggungnya kita bila ia sampai tahu.

Aku beranjak mematikan TV yang masih menyala. Aku ingat, aku dan Mas Rio tertidur ketika kami tengah menonton film movie action bersama. Itu adalah pertama kalinya aku dan Mas Rio yang terlihat damai tanpa perkelahian.

Aku berlari kecil kearah kamar mandi ketika aku merasakan perutku semakin terasa diremas, sepertinya aku benar-benar datang bulan.

🍂🍂🍂

Rio Alvares

Aku merenggangkan badanku yang terasa begitu pegal, bayangkan saja aku tertidur dalam posisi duduk semalaman. Tapi anehnya selama tidur aku merasa begitu hangat, seolah-olah ada yang memelukku sangat erat.

Aku beranjak dari kursi berniat menuju kamar, ini sudah jam tujuh pagi, tapi kenapa Luna tidak membangunkanku, padahal sudah kusuruh membangunkanku pagi harinya untuk pergi ke pemotretran, Aluna ini benar-benar.

Ketika aku melewati pintu kamar Aluna, aku mendengar suara seseorang yang sepertinya tengah muntah-muntah? Aku tidak tahu pasti karena suaranya terdengar samar-samar.

Aku mencoba menempelkan telingaku dibalik pintu kamar Aluna.

Huekk! Huekk!

Suaranya semakin terdengar jelas, sepertinya Luna memang benar muntah. Luna kenapa?

Aku mencoba mengetuk pintunya. "Luna?" Panggilku.

Luna sama sekali tidak menyahut.

"Luna!" panggilku lagi agak keras.

Tak lama pintu pun terbuka menampilkan seorang Luna yang tengah berdiri dengan bibir pucat dan mata sayu. Sepertinya dia sedang tidak baik-baik saja.

"Kamu sakit?" Tanyaku memastikan.

Luna menatapku lemah, "Gak apa-apa kok, cuman pusing sedikit."

Dengan spontan aku menempelkan punggung tanganku ke dahinya untuk mengecek suhu tubuhnya.

Astaga! Suhu tubuhnya terasa begitu panas tapi dia bilang dia hanya sedikit pusing?

ONE STEP CLOSER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang