40. Akhir (END)

8.8K 305 12
                                    

Author POV

Rio membuka matanya dengan berat ketika merasakan ada seseorang yang mendekapnya erat. Kepalanya terasa begitu pusing, lalu senyumnya terbit ketika melihat istri cantiknya tengah tertidur nyenyak di pelukannya.

Namun dalam sepersekian detik senyum itu luntur ketika melihat mata sembab milik Aluna.

Hening sejenak sampai akhirnya tatapannya berubah tajam ketika melihat Aluna yang ikut membuka matanya.

Rio ingat semuanya, Rio ingat bagaimana wanita di hadapannya ini mengkhianatinya.

Dengan agak kasar Rio melepaskan pelukannya, beranjak duduk dari posisi tidurnya dan menatap Aluna dengan tatapan benci yang terpatri di netra coklatnya.

Aluna yang baru terbangun balas menatap sendu suaminya. "Mas—"

"Kalo kamu tau malu seharusnya kamu sudah pergi dari rumah ini," sinisnya sembari mengalihkan wajahnya ke arah lain.

"Tapi Mas–"

"Kamu ingat pernikahan kita cuman enam bulan?" Ungkitnya.

"Mas–"

"Ini bahkan sudah lebih dari enam bulan, kamu bisa pergi. Saya akan menyatakan surat perceraian dan kita—"

"MAS RIO!" Bentak Aluna geram.

"KITA BISA BERCERAI! ITUKAN YANG KAMU MAU?! BERCERAI DARI SAYA LALU BERSENANG-SENANG DENGAN NOVAN?!"

"Sudah gila kamu Mas!!"

"Kamu bahkan lebih gila dari saya!" Rio menatap Aluna dengan gemuruh amarah.

Mata Aluna berkaca-kaca. "Mas tolong, tolong dengerin aku sekaliii ini aja!"

"Apalagi yang harus saya dengarkan? Penjelasan kamu? Saya rasa semuanya sudah jelas."

"Mas, kasih kesempatan buat aku jelasin!" Mohon Aluna.

Rio membuang muka, "Saya gak butuh!"

Luna menggeram emosi, ia mencoba menghapus air matanya yang jatuh. "Mas, kamu tau gak kemarin aku kemana?! Kenapa tiba-tiba bisa ada di apartement Mas Novan? Kenapa tiba-tiba bisa tidur di kamar Mas Novan? Gak tau kan?"

Rio hanya diam tanpa mau menatap wajah Aluna.

"Mas cuman liat aku di kamar Mas Novan terus Mas Rio langsung buat kesimpulan kalau aku tidur sama Novan? Gitu?" Lanjutnya dengan mata yang menyiratkan sakit hati.

Lagi-lagi Rio hanya diam.

"Cuman sampai situ aja rasa percaya kamu sama aku? Aku udah memutuskan untuk percaya sepenuhnya sama kamu, Mas. Tapi kamu apa? Kamu pikir aku semurahan itu sampai ngelakuin hal seperti itu?"

"Kalo memang kenyataannya seperti itu, aku bisa apa?!" Rio masih keras kepala untuk tidak percaya.

Aluna benar-benad tidak menyangka. "Mas asal kamu tau, kemarin aku pingsan Mas. Novan yang nolongin, dia udah telepon kamu berkali-kali tapi kamu sama sekali gak angkat, jadi Novan mutusin buat nunggu kamu pulang kerja, tapi ternyata secara tiba-tiba Mas Rio datang ke apartement Mas Novan. Dan kamu tau apa yang terjadi selanjutnya."

Mas Rio mulai sedikit goyah, ia mencoba menatap mata Luna untuk mencari kebohongan disana. Tapi yang ia temukan malah tatapan yang penuh dengan kekecewaan. Apakah Aluna mengatakan yang sebenarnya? Apakah dirinya sudah berbuat terlalu jauh hingga menyakiti Aluna?

"Mas aku mohon percaya sama aku." Aluna meraih tangan Rio untuk meyakinkan.

Cukup lama Rio memandang mata Aluna yang terlihat sayu, sampai akhirnya ia balas meremas tangan mungil milik Aluna.

ONE STEP CLOSER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang