37. Pertanda

3K 215 5
                                    

Seperti biasa, jngn lupa vote komennya yaa^^

1...2...3...

Udah? Makasihh^^

Hope u enjoy this chapter~~

○○○

Rio Alvares

Sudah dua bulan sejak kami berdua pergi bulan madu. Kini aku tengah bersantai menonton TV di ruang tengah sambil menikmati secangkir kopi buatan istri tercinta. Berhubung sedang libur kerja aku benar-benar ingin bersantai dan menghabiskan waktu bersama Aluna.

"Mas Rio," panggil Aluna membuatku menoleh ke belakang.

Aku mendapatkan Aluna yang tengah berdiri sembari menyembunyikan sesuatu di belakang tubuhnya.

"Kamu sembunyiin apa?" Tanyaku penasaran.

"Kita nonton ini yuk!" Katanya sembari mengeluarkan sesuatu yang ia sembunyikan di balik tubuhnya tadi.

CD Upin-Ipin? Eh? aku tidak salah lihat kan?

Aku terkekeh. "Bercanda kamu."

Wajah Aluna berubah cemberut. "Kok bercanda? aku serius tau, Mas."

Aluna lalu berjalan dan duduk di sampingku, ia menyondorkan CD itu padaku. "Ayo Mas kita nonton, aku penasaran soalnya lagi viral."

Aku menerimanya dengan ragu. "Serius kamu? Ini tontonan anak kecil, Luna. Kita nonton yang lain deh."

Aluna menggeleng. "Gak mau! Aku pengen nonton ini Mas, katanya di episode ini Ehsan nya pindah rumah, kan jadi penasaran."

Aku menatap Aluna tidak percaya, lalu mengangguk pasrah, "Yaudah, kita tonton."

Mau tak mau aku menurutinya, ekspresi Aluna terlihat sangat kesal jika aku menolak, akan repot urusannya jika aku bertengkar dengan Aluna dihari aku libur kerja, hitung-hitung aku ingin menghabiskan banyak waktu bersama Aluna. Aku tidak peduli meskipun itu harus menonton upin-ipin bersama.

Aku kembali mendudukan diri di samping Aluna ketika selesai memasukin CD kedalam DVD, ini sudah jaman modern tapi kita berdua masih sering kali menonton lewat DVD, entahlah.

Selama film di mulai tidak ada yang menarik, alur cerita sangat kekanak-kanakan, namun Aluna di sampingku terlihat sangat menikmati ceritanya, ia terkadang tertawa, mengomel dan berteriak girang ketika salah satu karakter dengan rambut yang terbelah dua muncul.

"Mas liat disitu Dzul nya ganteng banget yaa." Aluna terlihat begitu bersemangat melihat salah satu karakter bernama Dzul.

Aku menatapnya tidak mengerti, karakter kartun seperti itu dia bilang tampan? Bahkan aku yang ketampanannya bisa di nikmati secara nyata saja tidak pernah Aluna pandang, Aluna pernah memuji tampan beberapa kali tapi tidak se-excited ini?

Rasanya memalukan ketika sainganku adalah karakter kartun di upin-ipin dan pria-pria korea yang selalu Aluna kagumi.

"Duh Mas, kalo Dzul ada di dunia nyata udah pasti aku gebet sih!" Serunya membuatku geleng-geleng.

"Aluna aku masih bisa terima kalo kamu puji-puji cowok korea yang kamu suka, tapi kalo Dzul-Dzul ini udah gak masuk akal."

Aluna menatapku tidak suka. "Ih suka-suka aku dong Mas, orang Dzul emang beneran ganteng kok!"

Aku benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan Aluna, kemarin malam sebelum tidur saja ia menyuruhku untuk gosok gigi dengan sikat gigi miliknya, jika tidak katanya ia akan menyuruhku tidur diluar.

ONE STEP CLOSER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang