38. Datang bulan

3.2K 225 8
                                    

Sesua janji, 40 vote aku update.

Ini malem tdi bngt aku ngetik, jdi semoga sukaa^^

°°°°

Aluna Oktaviani

Huekk!

Huekk!

Aku terus menerus memuntahkan isi perutku, entah ini sudah kesekian kalinya, rasanya perutku begitu kosong, setiap makanan yang kumasukan ke dalam akan langsung di muntahkan begitu saja. Padahal baru kemarin napsu makanku naik berkali-kali lipat.

Aku menyandarkan kepalaku di atas wastafel merasa kelelahan, rasanya tubuhku begitu lemas dan ingin jatuh, Mas Rio sudah pergi berangkat bekerja, sedangkan Bibi sudah beberapa hari ini izin untuk pulang kampung, aku hanya sendiri di rumah.

Pikiranku kembali melayang pada kejadian kemarin saat dimana Mas Rio menanyakan soal datang bulan, sebenarnya aku sudah memikirkannya sejak kemarin, sudah lewat hampir sebulan aku tidak datang bulan dan aku tidak bodoh untuk langsung mengetahui bahwa aku sepertinya hamil.

Aku juga merasa perasaanku lebih sensitive akhir-akhir ini, apakah aku benar-benar hamil?

Entah kenapa rasanya jantungku berdetak tak karuan, aku harus segera ke rumah sakit untuk mengeceknya.

Tanpa basa-basi aku segera bangkit keluar kamar mandi, meraih cardigan coklat bersiap-siap menggunakan baju seadanya, aku sungguh bingung, antara senang namun takut.

Bukan karena takut hamil, aku takut hal ini tak sesuai harapan, aku selalu mengharapkan kehadiran buah hati, begitu juga Mas Rio, tapi jika hasilnya negatif? Aku akan sangat sedih, karena saat ini harapanku sudah sangat tinggi.

🍂🍂🍂

"Gimana dok?" Tanyaku cemas-cemas. Aku meremas tanganku gugup.

Dokter tersebut tersenyum menatapku. "Gak bareng suaminya ya?"

Aku menggeleng. "Suami saya lagi kerja, Dok."

Dokter tersebut mengangguk mengerti. "Syukurlah saya kira kamu korban hamil di luar nikah. Selamat ya umur kandungan kamu sudah menginjak dua bulan."

Mataku membulat mendengarnya, namun sepersekian detik aku langsung tersenyum lebar.

"Alhamdulillah, pantes aja saya sering ngerasa mual akhir-akhir ini."

Dokter itu menyondorkan sebuah foto USG berukuran kecil ke arahku. "Umur janinnya masih sangat muda, jadi di sarankan untuk banyak beristirahat dan jangan sampai kelelahan. Jangan lupa untuk konsumsi Vitamin dan obat lainnya bisa di tebus di bagian farmasi ya."

"Iyaa, makasih, Dok."

"Oh iya, jangan sering-sering pake Make Up atau sepatu ber hak tinggi ya, kalaupun mau berhias disarankan menggunakan make up yang kandungannya aman untuk janin."

"Baik, Dok. Sekali lagi terima kasih," ucapku penuh semangat.

Meskipun tubuhku terasa lemas tapi rasanya seolah terlupakan digantikan oleh rasa senang. Aku harus memberi tahu Mas Rio kabar bahagia ini secepatnya.

"Sama-sama. Jangan lupa untuk rutin chek up kondisi janinnya ya. Silahkan tebus obat ke bagian farmasi."

"Baik, Dok." Aku pun berjalan keluar mengikuti instruktur sang dokter.

ONE STEP CLOSER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang