Life Goes On

7.9K 617 70
                                    

4 Years Later.
_______________

Langkahnya terhenti, saat hanya tinggal beberapa langkah lagi ia tiba.
Kacamata hitam yang semula bertengger manis di hidungnya pun, ia lepas perlahan.

Matanya terpejam, menikmati hembusan angin yang seolah membelai wajahnya. Juga ia tarik nafas dalam-dalam, guna mengisi paru-parunya yang ia rasa sudah cukup lama tak lagi merasakan oksigen kampung halamannya.

Berjalan hampir 5 tahunan, gadis yang kini mewarnai rambut hitamnya menjadi merah itu meninggalkan negara kelahirannya.
Dan hari ini, dia baru saja kembali.

Seharunya, ia langsung pulang ke Rumahnya yang pasti seluruh anggota keluarganya telah menunggu.
Namun gadis pemilik bibir hati itu tidak melakukannya, melainkan langsung datang kemari.

Rasa rindunya akan Rumah, terkalahkan oleh kerinduan yang memuncak pada sosok yang tak bisa ia dekap lagi. Sosok yang selalu ia rindukan gelak tawanya.

Lisanya, ia sangat merindukan gadis manis itu.

"Long time no see, Lisa-ya."

Dia Jisoo, berucap pelan dengan senyuman yang tampil.
Kakinya bergerak untuk semakin mendekati tempat peristirahatan terakhir adiknya. Adik bungsunya yang selalu ia rindukan di setiap detiknya sejak hari itu.

Sulung Lee itu menepati janjinya.
Dia pergi, dan saat pulang ia berhasil membawa apa yang dulu Lisa inginkan. Sukses, Jisoo telah melakukannya. Mendapatkan hasil dari kerja kerasanya selama ini.

Luar negeri tidak terlalu buruk, dan Jisoo sangat bangga sekarang.
Menjadi lulusan terbaik, juga menjadi kakak yang berhasil menepati janjinya.

"Unnie datang untukmu, Lisa-ya..."

Selepas ucapan keluar, Jisoo tersenyum namun kali ini di ikuti air mata yang mengalir tiba-tiba.
Tangan yang semula mengusap nisan atas nama adiknya, kini menggenggamnya erat.

"Unnie datang. Tapi, Unnie tak mendapatkan senyuman yang kala itu kau janjikan..."

Jujur, hatinya terasa di remas kuat.
Mengingat ucapan adiknya kala itu, ia jadi tersakiti sendiri. Benar, saat orang mengatakan jika sumber obat akan di temukan dari yang pernah menuainya. Jisoo memang baik-baik saja, lukanya hilang. Namun rasa sakitnya, tetap akan ada selamanya.

Sampai detik ini, ia selalu berharap jika kepergian Lisa hanyalah mimpi.
Namun, semakin keras ia berharap hanya akan berakhir dengan dirinya yang kembali meratap.

Diantara dirinya, Jennie dan Chaeyoung. Jisoo selalu berusaha baik-baik saja, berucap menenangkan di kala kedua adiknya terpuruk pada saat itu. Namun tak di pungkiri, jika tengah sendirian ia tersiksa.

Bertahun-tahun di negara orang, orang-orang bahkan kedua adiknya berfikir jika ia baik-baik saja.
Atau pun beranggapan, ia telah melupakan Lisa. Namun yang sebenarnya terjadi, adalah keterbalikannya.

Jisoo masih tak bisa melupakan Lisa.
Adik bungsunya yang padahal tak ada ikatan darah itu. Namun, rasa sayangnya sebagai seorang kakak murni untuk gadis berponi itu.
Bahkan Jisoo selalu meyakini, meskipun tak ada ikatan darah sekalipun, jika rasa menyayangi murni dari hati pasti semua orang akan merasakan seperti dirinya.

Disana, Jisoo bekerja keras untuk sampai di titik ini. Belajar dengan giat bahkan saat sakit sekalipun.
Memang, jika saat ia fokus dalam dunianya ia akan sejenak melupakan Lisa. Namun, di kala malam mendatang ia kembali teringat semuanya tentang gadis itu.
Kebersamaan, dan tawa indahnya.

Pernah sekali ia mendatangi Dokter Psikolog untuk memeriksakan diri, namun hasilnya ia tidak memiliki kelainan apapun.
Tak ada trauma atau semacamnya.

Night Sky. ✔ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang