Lisa bergerak gelisah dalam posisinya, bulir keringat bermunculan pada wajah dan lehernya. Rintihan kecil terdengar samar dari bibir keringnya.
Jam menunjukan pukul 2 pagi, dan saat ini yang menemaninya adalah kedua orangtuanya. Mereka terlelap di sofa dengan posisi, Shin hyuk yang duduk bersandar dan Minyoung yang tidur berbantalkan paha sang suami.
"Shhh~ Appo..."
Gadis berponi itu mencoba membuka matanya yang terasa berat, rasa sakit di kepalanya benar-benar tak bisa lagi ia tahan. Namun saat melirik kedua orangtuanya, ia memilih diam dan memendamnya.
Ia tak ingin merepotkan mereka saat ini, dan meyakinkan diri jika rasa sakit ini akan segera hilang.
Namun bukannya hilang, rasa sakit di kepalanya malah semakin menjadi. Kini bukan hanya keringat yang mengalir, melainkan air matanya juga turun.
"Sakit... tolong.."
Lisa menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, ia tak bisa mengeluarkan isakan atau orangtuanya akan terbangun dan khawatir. Ia sudah merasa lebih baik di rawat hampir satu minggu ini, dan siang nanti adalah waktunya ia sudah di izinkan pulang.
Maka dari itu, ia ingin terlihat baik-baik saja sekarang atau ia tak akan bisa pulang jika mereka tau dirinya kembali sakit.
Lisa tak mengerti ada apa dengan tubuhnya akhir-akhir ini, mendadak lemas dan juga sering kali terserang sakit kepala yang tiba-tiba.
Waktu terus berlalu, dan selama itu pula ia menahan kesakitannya sendiri dengan tangan yang mencengkeram kuat selimut hingga kusut. Dan di menit berikutnya rasa sakit di kepalanya langsung hilang tanpa jejak, seolah ia tak pernah merasakam sakit sebelumnya.
Dan karena tubuhnya juga lelah, Lisa langsung terlelap tanpa sadar.
**************
Chaeyoung tiba dengan langkah pelan, lalu terduduk lemas di kursinya. Yeri yang asalnya duduk di bangku belakang, mulai beranjak membawa tasnya dan segera duduk di kursi kosong samping Chaeyoung.
"Selamat pagi, Chaeng."
Yeri tersenyum saja saat hanya di balasan deheman malas sahabatnya.
"Bukankah hari ini, adikmu akan pulang?,"
Chaeyoung menghela nafas tipis, lalu mengangguk sekali. Yeri mengusap bahunya lembut.
"Lalu, kenapa malah bermuram durja?,"
Chaeyoung menggeleng, lalu kini meletakan kepalanya pada bahu Yeri.
"Biar ku tebak, pasti kau memikirkan hal lain juga. Benarkan?"
Gadis bersurai merah mawar itu terkekeh pelan, lalu menarik tubuhnya agar duduk seperti semula dan menatap Yeri dalam-dalam.
"Kau tau aku, Yeri."
Chaeyoung semalaman tidak bisa tidur, padahal kedua kakaknya menemaninya.
Selain memikirkan kondisi Lisa, ia juga memikirkan Chanyeol. Pembicaraannya dengan Jaehyun beberapa hari lalu, terus menghantuinya.
Berjuang? Chanyeol sedang memperjuangkan apa? Sampai saat ini ia masih tak mendapat jawabannya, ia ingin bertanya pada Jaehyun namun takut mendengar jawabannya. Karena sungguh, fikiran Chaeyoung bercabang ke segala arah.
Ia tak mau, mendapat jawaban yang hanya akan membuatnya kecewa.
"Kau sahabatku."
Chaeyoung mengangguk, bibirnya menampilkan senyum simpul.
Namun beberapa detik kemudian, ia mendapati raut wajah Yeri yang mulai berubah. Seperti ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Sky. ✔ [SEGERA TERBIT]
قصص عامة[BEBERAPA PART AKAN DI HAPUS, DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN] Follow Author sebelum membaca^^ (Info tentang penerbitan bisa dm langsung^^) ________________________________ Hidup seperti sebuah pertandingan, di awali Start dan akan berakhir Finish. Hasi...