"Kemarilah sayang,"
Lisa samar-samar melihat dua orang, tidak. Tapi tiga orang. Mereka tengah berdiri tak jauh dari tempatnya kini berdiri. Dan berpakaian serba putih yang bersinar terang.
Kakinya refleks melangkah menuju ke arah mereka, matanya tak bisa melihat mereka dengan jelas karena cahaya yang menyorot cukup membuatnya silau.
"Lisa..."
Lisa merasa pipinya di usap seseorang, dan seketika matanya bisa melihat mereka bertiga dengan jelas. Satu sosok yang paling ia kenal dan sangat ia rindukan, kini berdiri di hadapannya dengan senyum yang paling terbaik.
"Halmeoni.."
Lisa terisak dengan bibir yang melengkungkan senyuman, ia ingin memeluk orang tua itu. Bahkan Lisa merasa jika orang tua itu kini terlihat sedikit muda dari pada yang ia lihat beberapa waktu lalu dalam mimpinya.
Seolah tersadar ia segera menatap dua orang yang menurutnya asing di samping sang nenek, pria itu terlihat seperti seumuran ayahnya meski sedikit lebih muda. pun tersenyum hangat bersama sang wanita yang sepertinya adalah istrinya.
"Halmeoni, Nuguseo?"
Lisa menatap Sulli bingung, Sulli tersenyum dan membelai rambut Lisa kemudian mendekapnya hangat. Membuat Lisa sampai menutup matanya karena merasa nyaman.
"Mereka orang tua kandungmu, Cucuku..."
Lisa melepas pelukannya dan menatap Sulli terkejut.
"...Appa dan Eommamu"
Wanita yang Sulli bilang ibu Lisa kini beranjak memegang bahu Lisa. Lalu kemudian menarik gadis berponi itu pada dekapannya. Bahkan Lisa mulai merasakan, jika tubuh wanita yang katanya ibu kandungnya itu bergetar.
Dan Lisa tebak, pasti ia menangis.
"Anakku tumbuh dengan baik...."
Lisa menatap sosok cantik itu, yang kini tersenyum sembari menangkup wajahnya. Namun matanya mengeluarkan air mata.
"...pasti berat hem, Maafkan Eomma sayang,"
"Eomma?..."
"Ne, Gomawo Lisa-ya..."
Wanita berambut hitam panjang itu kembali memeluk Lisa yang ikut menangis, Dirinya sangat senang karena Lisa memanggilnya Eomma.
"....Eomma sangat senang, Eomma bahagia bisa melihat dan memelukmu sekarang. Eomma sangat merindukan putri kecil Eomma...maafkan Eomma hm..."
Lisa memeluk tubuh hangat itu erat, hatinya berdesir nyaman seolah baru pertama merasakan hal sebahagia ini.
"Lisa-ya.."
Pria bersuara bariton itu kini ikut memeluk dirinya, dan Lisa bisa merasakan rasa yang lebih hangat dan tentunya sangat nyaman.
"...Appa juga merindukanmu."
Lisa balas mengusap punggung keduanya, ia tentu senang dan tidak menyangka jika kini ia tengah memeluk orangtua yang sangat ia rindukan dan dirinya cintai meski tak pernah melihat mereka selama di dunia.
"Lisa juga merindukan kalian, Appa..Eomma.."
"Lisa hidup sangat baik dan sangat bahagia, mereka menyayangi Lisa dan selalu membuat Lisa bahagia..."
Lisa menangis, sedikit terisak membuat mereka semakin mempererat pelukannya.
"..tapi, Lisa tak bisa membuat mereka bangga. Lisa hanya bisa menyusahkan mereka...hiks..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Sky. ✔ [SEGERA TERBIT]
Ficção Geral[BEBERAPA PART AKAN DI HAPUS, DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN] Follow Author sebelum membaca^^ (Info tentang penerbitan bisa dm langsung^^) ________________________________ Hidup seperti sebuah pertandingan, di awali Start dan akan berakhir Finish. Hasi...