Lagi, hari-hari Lisa harus di habiskan di dalam Mansion saja. Sejak jatuh sakit beberapa hari lalu, gadis itu di larang untuk mengikuti ujian ataupun masuk sekolah.
Dan kini, Lisa sedang meratapi nasibnya dengan duduk sendirian di kursi taman belakang milik ibunya.
Hoodie putih kebesaran adalah outfit yang gadis itu kenakan siang ini."Bosan sekali..."
Matahari menyengat cukup terik karena hampir berada di atasnya.
Namun Lisa seperti tak terganggu sedikitpun.Dia sudah cukup lama duduk disana, bahkan kini kakinya mulai kesemutan. Lisa berniat akan beranjak jika kakinya sudah tak kesemutan lagi.
"Lisa-ya,"
"Uh? Eomma,"
Lisa tersenyum saat ibunya tiba, Minyoung bertanya mengapa dirinya masih betah disana dan Lisa pun menjawab dengan alasan bosan terus berada di kamar.
Mendengar jawaban Lisa, Minyoung jadi merasa bersalah.
"Mian eoh, Eomma pasti membuatmu sedih."
Lisa menggeleng panik, dirinya tak merasa seperti itu. Mendengar ibunya mengatakan maaf, Lisa jadi tak enak hati.
"Tidak Eomma, aku tau karena kau mengkhawatirkanku."
Minyoung duduk di samping Lisa, tersenyum sendu memandangi wajah bulat gadis berponinya. Jemarinya terulur menyentuh pipi lembut Lisa.
Lisa diam dan menikmatinya, cukup heran sebenarnya karena ibunya selalu bertingkah aneh akhir-akhir ini. Bukan hanya ibunya, ayah dan ketiga kakaknya juga demikian.
"Aku yang harusnya minta maaf, aku hanya bisa merepotkan."
Minyoung menggeleng pelan, tidak suka mendengar ucapan Lisa seperti itu.
"Jangan mengatakan hal seperti itu sayang, Eomma tidak suka."
Lisa tersenyum tipis lalu menggenggam tangan ibunya.
"Tapi, apakah menurutmu lebih baik jika aku segera pergi dari sini. Eomma?"
"Lisa!"
Minyoung berseru, matanya bahkan menyipit marah pada Lisa saat ini.
Namun gadis berponi itu malah terkekeh samar, seperti tidak takut melihat amarah ibunya.
Padahal dalam hati, ia sedikit ngeri."Sampai kapan, kalian tak akan memberitahuku yang sebenarnya?"
Minyoung terhenyak, jantungnya mulai berdebar cukup brutal. Melepas tangannya dari genggaman Lisa, ibu 4 anak itu pun mengalihkan tatapannya ke arah lain.
Hatinya mulai resah, dan mendengar helaan nafas lemas Lisa, Minyoung menggigit pipi bagian dalamnya."Aku sudah tau, tak lama lagi aku akan pergi dari keluarga ini. Tapi aku ragu, apakah aku bisa lepas dari kalian?"
Minyoung menatap Lisa dengan mata berkaca, dan ia cukup terkejut melihat Lisa juga hampir menangis.
"Eomma, aku harus bagaimana?"
Minyoung menangis lalu membawa Lisa ke dalam dekapannya, pun tangis gadis itu ikut keluar.
Sebagai seorang ibu yang menyayangi Lisa seperti anak sendiri, bagaimana bisa hati dan fikirannya tenang jika suatu hari nanti Lisa pergi darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Sky. ✔ [SEGERA TERBIT]
Ficción General[BEBERAPA PART AKAN DI HAPUS, DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN] Follow Author sebelum membaca^^ (Info tentang penerbitan bisa dm langsung^^) ________________________________ Hidup seperti sebuah pertandingan, di awali Start dan akan berakhir Finish. Hasi...