Meskipun masih sangat mengantuk, Lisa kini sedang berusaha membangunkan Kakak sulungnya itu. Tadi tiba-tiba saja Jisoo bergerak gelisah membuat dirinya terbangun karena terkejut.
"Eonnie, Wake up..."
Lisa menepuk-nepuk perlahan pipi Jisoo, berharap kakaknya ini segera terbangun. Bahkan Lisa masih memejamkan mata saat membangunkan kakaknya.
Ia menguap beberapa kali, ia benar-benar masih sangat mengantuk.
Matanya memicing menatap Jam digital yang berada di nakas.
Dan disana jam menunjukan pukul 2 pagi."Andwae, Hajima.."
Jisoo terus bergumam dengan mengeluarkan suara lirih, Lisa jadi khawatir.
Karena tak kunjung terbangun, ia beralih menggoyangkan kedua bahu Jisoo dan terus memanggil kakak sulungnya itu agar segera sadar.
"Eonnie ireona..."
Jisoo pun sontak membuka matanya, nafasnya memburu juga air mata yang tiba-tiba mengalir.
"Eonnie Gwaen-"
"Lisa-ya, Hajima.."
Jisoo tiba-tiba menangis dan menghambur memeluk tubuh adiknya.
"Aku disini Eonnie, aku tak akan pergi kemanapun. Tenanglah.."
Lisa hampir terjengkang jika tidak menahan tubuhnya, ia juga balas mengeratkan pelukan mereka di sertai usapan lembut pada punggung kakaknya itu.
"Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku Lisa,"
"Aku tak ak-"
"Jebal, Berjanjilah Lisa-ya.."
Meskipun tak tau maksud dari ucapan kakaknya itu, Lisa memilih tersenyum dan mengangguk saja. Berharap dengan begitu kakaknya menjadi tenang kembali.
Ia tentu bingung, mengapa kakaknya itu tiba-tiba menangis dan menyuruhnya untuk tidak pergi. padahal dirinya masih berada disana tidak pergi kemanapun.
"Ne, aku berjanji tidak akan meninggalkanmu. Eonnie."
Setelah merasa tenang, Jisoo mengajak Lisa untuk kembali tidur.
Masih sangat pagi, dan Jisoo merasa bersalah karena Lisa harus terbangun karenanya.Namun Jisoo benar-benar ketakutan, ia bermimpi buruk dan rasanya sangat sesak karena lagi-lagi yang ada dalam mimpi buruknya itu Lisa.
Jisoo benar-benar tak ingin mimpinya menjadi kenyataan, karena demi apapun Jisoo sangat takut jika itu terjadi.
"Mian eoh, karena membuatmu terbangun.."
Lisa menyamankan tubuhnya dan memeluk tubuh kakaknya yang kecil itu.
"Gwaenchana, Eonnie. Kau pasti bermimpi buruk."
Jisoo tersenyum, ia memejamkan mata dan mempererat pelukan mereka.
"Kau benar Lisa-ya, mimpinya benar-benar buruk hingga aku tak tau apa yang akan terjadi pada diriku jika mimpi itu menjadi nyata.."
Jisoo hanya mengeluarkan suaranya dalam hati, dan ia tak ingin mengingat mimpi buruk itu lagi. Rasanya seperti nyata, Jisoo sampai kesulitan berfikir jernih.
********************
Beberapa hari lalu, saat mereka memutuskan menuju tempat karaoke. Ibu mereka tidak menaruh curiga sedikitpun, meski pulang hampir jam 7 malam.
Mereka tidak berbohong karena mengatakan sepulang sekolah langsung pergi main, awalnya Minyoung akan marah karena pulang malam dan tidak izin.
Namun karena mengerti jika anak-anaknya butuh hiburan, akhirnya ia maklum dan memaafkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Sky. ✔ [SEGERA TERBIT]
Ficción General[BEBERAPA PART AKAN DI HAPUS, DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN] Follow Author sebelum membaca^^ (Info tentang penerbitan bisa dm langsung^^) ________________________________ Hidup seperti sebuah pertandingan, di awali Start dan akan berakhir Finish. Hasi...