"Hah!"
Jennie terduduk kasar di kasurnya, matanya melirik jam tangannya.
"Sial!"
Grasak-grusuk, gadis itu berlari menyambar handuknya dan segera memasuki kamar mandi.
Dan beberapa menit kemudian Jennie sudah keluar dari kamar mandinya dengan rambut basah, dengan terburu-buru ia merapikan diri dan mengeringkan rambutnya meski tak kering sempurna.
"Mereka pasti murka, astaga kau ceroboh Jennie-ya..."
Setelah selesai menyisir rambutnya ia meriah wajahnya dengan make up tipis juga bibirnya ia olesi lip balm merah muda, tersenyum manis saat mendapati dirinya yang cantik paripurna.
Shh~
Ia semprotkan farfum Chanel-nya, sehingga ia bisa merasakan kesempurnaan dirinya.
"Come on, kau sudah cantik Jenduek-ah..."
Meraih tas kecilnya kemudian berjalan cepat meninggalkan kamar bernuansa putih tulang itu.
Namun hal yang tak pernah terfikirkan sebelumnya terjadi, gadis bermata kucing itu menghentikan langkahnya di pertengahan tangga dan menatap beberapa orang di bawah sana yang juga tengah memperhatikannya.
"Eonnie, aku pulang!"
Lisa berseru dengan senyuman manisnya, dan kini apakah yang harus Jennie lakukan. Ingin tersenyum dan berlari menyambutnya, namun melihat dua saudaranya yang kini menatapnya datar membuat gadis itu mendadak gugup.
Lisa berjalan berniat menaiki tangga, namun cekalan kakak keduanya membuat langkahnya tertahan. Dan Lisa merasa jika cekalan Chaeyoung cukup kuat.
Minyoung dan Shin hyuk baru tiba, Jennie bergegas turun dan kini berdiri di hadapan mereka.
"Lis--"
"Mau kemana kau?,"
Jisoo memotong ucapan Jennie sehingga membuat gadis itu mengalihkan tatapannya dari Lisa.
"Sebaiknya kita segera naik, kau harus banyak istirahat sayang."
Lisa tak bisa membantah saat ibunya berucap, dan ia juga pasrah saat ayahnya menggandengnya untuk menaiki tangga. Meninggalkan ketiga kakaknya yang Lisa rasa akan terjadi sesuatu di sana.
Jennie masih diam saat orangtuanya dan Lisa sampai ke atas, dan kini Chaeyoung menatap kakak keduanya tajam.
"Kurasa kau tidak tuli, hanya sekedar menjawab pertanyaanku"
Jennie meremas jemarinya karena gugup berlebihan, ia masih menerka-nerka ada apa dengan dua orang itu seolah tengah marah pada dirinya.
"Kau baru akan pergi bukan?,"
Jennie menatap Chaeyoung, dan melihat wajah adiknya seperti itu entah kenapa ia tiba-tiba kesal.
Bukankah yang harus kesal disini adalah dirinya, bukan Chaeyoung.
"Iya, memangnya kenapa?"
"Kau berbohong! Tadi kau mengatakan akan men---"
"Bukan urusanmu!"
Dugh~
"Jennie!,"
Jennie mengabaikan teriakan Jisoo, dan ia akui bahunya cukup sakit saat dengan saja ia mendepak bahu adiknya itu.
Chaeyoung memegangi bahunya dan menatap kepergian Jennie dengan mata memerah, sesak dan hatinya pun mendadak perih.
"Naiklah, aku akan bicara dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Sky. ✔ [SEGERA TERBIT]
General Fiction[BEBERAPA PART AKAN DI HAPUS, DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN] Follow Author sebelum membaca^^ (Info tentang penerbitan bisa dm langsung^^) ________________________________ Hidup seperti sebuah pertandingan, di awali Start dan akan berakhir Finish. Hasi...