Pintu ruangan terbuka, disana muncul sosok Jaehyun yang masih lengkap dengan seragam sekolahnya.
Pria bermata teduh itu memancarkan sorot khawatir dalam wajahnya."Lisa."
Lisa mengerjap, lalu sedetik kemudian menarik sudut bibirnya untuk membentuk senyuman manis.
"Jae Oppa!"
Jaehyun berjalan cepat menghampiri Lisa, dan membungkuk sopan pada dua orang perawat yang sedari tadi menemani Lisa.
"Waeyo? Kenapa bisa seperti ini?,"
Mata Jaehyun berkaca-kaca, sungguh sakit melihat Lisanya seperti ini.
Wajah gadis itu pucat, rambut panjangnya tak ada lagi dan kini berganti dengan rambut hitam sebahu namun terlihat kusut.Lisa terkekeh pelan, dan matanya menatap kakak sepupunya itu dalam-dalam.
"Kenapa kemari? Bukankah kau harusnya di sekolah?,"
Jaehyun duduk lemas di kursi samping ranjang Lisa, tangannya bergegas menggenggam tangan kurus Lisa.
"Tidak penting, yang terpenting sekarang adalah kau."
Lisa tersenyum tipis dan menghela nafas samar, ia alihkan tatapannya ke arah lain.
Orangtuanya baru saja pergi untuk menemui Dokter, dan ketiga kakaknya tentu saja sekolah karena Lisa yang memaksa mereka.
Gadis itu tak ingin, jika kakak-kakaknya mengabaikan hal penting karena dirinya.Lisa tak menyukainya, tak menyukai jika dirinya menjadi alasan kesedihan oranglain. Dan mereka balas mengabaikan diri mereka, karena dirinya yang lemah ini.
"Aku tidaklah sepenting itu,"
"Mworagoo? Tentu kau sangat penting, Lisa-ya."
Lisa menjauhkan tangannya dengan gerakan halus, dan Jaehyun sadar akan itu.
"Kau pembual."
Jaehyun membulatkan mata, tanda ia terkejut. Terkejut, bagaimana Lisa mengucapkannya dengan nada datar juga tatapannya yang dingin itu.
"Aku hanyalah benalu, merepotkan dan tak bisa di andalkan. Jadi jangan terus membual tentangku, aku muak!"
"L-lisa.."
"Bahkan, kau mengatakan jika aku penting. Tapi apa? Kau sendiri yang menjaga jarak dariku sejak saat itu."
Lisa mengeraskan rahang dan menatap ke depan, nafasnya sedikit tak beraturan. Jaehyun masih diam, dirinya terlalu terkejut mendapati Lisa yang emosional seperti ini.
Sudah 3 hari berlalu, dan Lisa sudah sangat muak berada di Rumah sakit.
Bahkan, saat Dokter menyarankannya agar memakai Nassal Canula, Lisa menolak dengan keras.Klek~
"Ommo, Jaehyun-ah."
Jaehyun sedikit tersentak, dan segera bangkit kemudian memberi salam pada paman dan bibinya yang tiba-tiba saja datang.
Lisa masih dengan posisinya, Minyoung tersadar dan segera mendekati putri bungsunya.
"Sayang, tenangkan dirimu hmm?"
Lisa menurut, ia memejamkan matanya dan mulai menetralkan nafasnya. Jaehyun yang melihatnya merasa bingung, Shin hyuk tersenyum tipis.
Pantas saja Jaehyun heran, karena kini putri bungsunya tak akan sama lagi.
Mendesahkan nafas berat, Shin hyuk memilih mengajak putra adiknya itu agar keluar dari sana. Dan membiarkan Minyoung, yang menangani Lisa saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Sky. ✔ [SEGERA TERBIT]
General Fiction[BEBERAPA PART AKAN DI HAPUS, DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN] Follow Author sebelum membaca^^ (Info tentang penerbitan bisa dm langsung^^) ________________________________ Hidup seperti sebuah pertandingan, di awali Start dan akan berakhir Finish. Hasi...