1. Pertemuan Pertama

1.7K 130 7
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH HIDUP ARA!

SEMOGA BETAH SAMPAI ENDING YA❤️

Happy Reading-💗!!

•°•°•°•

SMA Merah Putih, SMA yang cukup terkenal di Daerah Bandung, sekolah dengan nilai akreditasi (A), Tidak salah jika menjadi sekolah populer di Bandung.

"Hay Ara!"

"Uhuy! Ara niih." Suara yang datang dari seorang lelaki dengan seragam yang sama, berada di depan ruang guru.

"Apaan sih lo?" Tanya Ara, diiringi suara siulan dari cowok tersebut.

"Ke kelas bareng yuk?" Tawarnya.

"Dih, gue mau ketemu pak Zafran!"

"Zerafah? Mana ada Zerafah sih, noh, di kebun binatang!" Tunjuk lelaki itu, ke atas genteng kelas.

"Bacot, Rendy!" Semprot Ara, membuat Rendy terkekeh kecil.

"Kok kasar? Diajarin siapa, hm?" Tanyanya, membuat Ara semakin kesal ditempat.

"Eh! Ara, bareng gue yuk?" Tawar seorang lelaki bertubuh besar, yang tak sengaja lewat. Dia Adalah Zaiko.

"Gak! Gue mau nemuin Pak Zafran! Minggir Lo berdua, atau pala lo gue tebas!" Damprat Ara, membuat keduanya tampak bergidik ngeri, namun mereka malah semakin gencar dalam menggoda Ara.

"Gue anter ya?" Tersenyum manis pada Ara, mendapat tatapan tajam dari Rendy.

"Gue aja" Balas Rendy

"Gue!"

"Gue!"

"Gue!"

"Gue, ya gue, bacot amat lo jadi laki!" Ujar Zaiko membuat Rendy melotot, karena memang Zaiko yang menerobos tadi.

"Lo juga laki bego!" Damprat Rendy kemudian.

"Iya juga ya?"

"Makanya goblok jangan di formalin!"

Ara yang melihatnya hanya, memutar bola mata, malas. Sambil, bersidekap.

"Lo berdua kaya anak kecil tau gak?" Bentak Ara, Rendy dan Zaiko langsung berhenti melakukan perbacotan antar mulut mereka.

"Imut dong, berarti," ujar Zaiko, sambil mendekatkan dua jari telunjuknya, dan menempelkan di pipi.

"Imut, kagak! Ngeselin, iya!"

"Pasti kalo imut, imutan gue!" Balas Rendy dengan tatapan tanpa dosa.

"Ayolah gue anter!" Paksa Zaiko, membuat Ara semakin risih.

"Gue!"

"Gue!"

"Gue!"

Seseorang datang dari arah belakang, mengandeng paksa tangan Ara, Ara yang terkejut langsung membuka mulutnya. "Eh lo ap-" Ucapan Ara terpotong saat orang tersebut membekap mulut Ara.

Siapa dia? Gimana bisa liat coba?! Mukanya maskeran gini.

"Diem, jangan berontak!" Ancam lelaki itu.
Lelaki itu membuka maskernya, alangkah terkejutnya Ara.

"YAAMPUN TULANG RUSUK GUE!" Heboh Ara dari dalam ruang Kepsek.

Mendengar suara cempreng itu, akhirnya Zaiko dan Rendy menghentikan perdebatan tersebut.

"Wah Ara ilang gara-gara lo Ko!" Bentak Rendy tepat di wajah Zaiko.

"Kecolongan, mampus!" Ujar Zaiko, memeriksa kedalam ruang kepsek.

Untung saja tadi lelaki itu sudah menarik tangan Ara, untuk bersembunyi di bawah meja Pak Zafran.

"Mana lagi si Ara!" Teriak keduanya, mulai panik, walau mereka tahu kalau Ara sudah cukup berpengalaman jika tersesat.

"Ara!"

"Ara!"

"Araaaaaa"

"Aaaaarrrrrraaaaaaaa"

Keduanya berteriak layaknya orang mabuk, dengan nada yang sengaja dipanjang-panjangkan.

"Tuh pacar lo?" Tanya lelaki itu, masih bersembunyi dibawah meja.

"Idih, amit-amit gue!" Balas Ara.

Ara melihat badge name-nya, namun tidak ada tulisan nama.

"Eh iya, kenalin gue Chryshara Arghatta, panggil aja A.R.A Ara" Ujar Ara penuh rasa percaya diri.

"Masa kenalan dibawah meja sih? Gak elit banget, kaya anak tikus aja," balas lelaki itu.

"Astaga, sampe lupa kalo ini bawah meja!" Teriak Ara. "Rendy sama Zaiko udah pergi kan ya?" Lanjutnya bertanya.

"Hm, udah kayaknya."

Sebelum mereka hendak keluar, pintu Kepsek kembali terbuka dengan lebar, Pak Zafran datang. Apa yang akan dikatakannya ketika melihat dua anak manusia dibawah mejanya?. Pasti pikirannya bakal langsung melayang, bahkan wafat.

"Siapa didalam?" Sapa Pak Zafran, karena dia yakin bahwa ada seseorang didalam ruangan ini.

Lelaki itu keluar dari bawah meja.

"Loh ada human disini?" Tanya Pak Zafran

"Hehe iya pak, tadi sembunyi" Jelas Lelaki itu.

"Sama siapa?" Tanya Pak Zafran, membuat jantung lelaki itu berpacu semakin cepat.

"Sama saya pak!" Ara mengeluarkan diri dari tempat persembunyiannya.

"YA ALLAH DUA HUMAN BEDA KELAMIN! BERDUAAN DIBAWAH MEJA!" Ujar Pak Zafran, mirip seperti ibu-ibu yang kehilangan jemuran.

"Enggak maksud pak, tadi sembunyi dari Rendy sama Zaiko!" Jelas Ara sekali lagi.

"Y." Balas Pak Zafran, seperti orang membalas chat.

"O." Balas Lelaki itu, kasar.

"Oh!" Ara ikut menimpali.

"Kamu anaknya pak Zidhan kan?" Pak Zafran kembali bersuara, duduk dikursi kepsek dengan tatapan tajam.

Pak Zidhan? Apa Ara tidak salah dengar?

"Iya pak, saya murid ba-"

"Ya, saya udah tau, kan Bapak kamu yang hubungin saya," jawab Pak Zafran dengan santai, bahkan ia tidak perduli bahwa memotong perkataan seseorang.

"Saya masuk kelas ma-"

"Kamu masuk kelas XI IPA 5," lagi-lagi memotong perkataan lelaki itu.

Lelaki itu hanya mengelus dadanya sabar, sementara Ara? Senang sekaligus kaget, karena mereka berada di satu kelas.

"Kelasnya sebe-"

"Sebelah ruang perpustakaan yang kanan," jelas Pak Zafran. Anjing emang si guru!

"Terimaka-"

"Sama-sama." Arshel tersenyum sabar, dasar guru kamvret. "Ara, kamu anter si anak ini," tunjuk Pak Zafran pada lelaki itu.

"Nama saya Arshel pak, bukan anak." Balas Arshel, sambil berdiri.

"Gak!"

"Kok gak, pak?"

"Gak nanya, bego!" Semprot Pak Zafran.

•°•°•°•

_ T o o   B e e   C o n t i n u e _

Tentang AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang