26. Airin

306 35 5
                                    


Jangan lupa Vote+komen!

Happy Reading-💗!!

•°•°•°•

◍Jangan pernah biarkan sisi lemah mu tergores oleh diisi kerasmu.

.-- Goresan pena🖊️

•°•°•°•

Dering ponsel terdengar diponsel Dito, nomor tidak dikenal lagi. Dito menjauh dari Ara dan Zahwa untuk mengangkat telepon itu.

Dito mengangkatnya.

"Temui gue besok ditaman arhvalis, jam dua siang."

"Siapa lo," tanya Dito, sedikit berbisik namun terkesan membentak

"Dateng aja, atau adek bakal jadi taruhannya."

"Jawab du-"

Telepon dimatikan sepihak, belum sempat Dito melanjutkan ucapannya pria itu sudah lebih dulu mematikannya.

"Sialan!" Umpat Dito. Ia meremas ponselnya.

Dito kembali ke sofa, hari ini hari Minggu, jadi tidak usah kemana-mana cukup dirumah saja.

"Siapa, kak?" Tanya Zahwa.

Dito menggeleng, lalu mendudukkan bokongnya pada sofa.

Ara menoleh, "Abang gak jadi ngurus perusahaan kakek?" Tanya Ara.

"Abang pikir-pikir dulu, soalnya Abang takut kalo ninggalin kamu dirumah sendirian," ujar Dito, raut wajahnya nampak serius.

Zahwa melotot, "Heh! Kakak kira aku angin? Ara dirumah sama aku, lah!" Zahwa memukul paha Dito, karena posisinya Zahwa berada ditengah.

Dito tertawa, "Ya takut aja ninggalin kalian berdua, Tante Winda beneran gak mau kesini?"

"Gak tau, mamah katanya kerumah nenek dimedan."

Dito hanya ber-oh membalasnya.

"Abang urus aja perusahaan kakek, Ara gak papa dirumah, kan ada Zahwa," ujar Ara, sambil memeluk Zahwa.

Zahwa membalas pelukannya, membuat Dito bergidik geli.

"Kalian berdua belok?"

"Sembarangan!" Semprot Ara dan Zahwa bersamaan.

•°•°•°•

Laki-laki berperawakan tinggi itu, sedang bercengkrama dengan seorang gadis, yang tak lain adalah adiknya.

"Ikutin alur rencana gue, jangan bantah," titahnya.

Gadis itu mengangguk, "Tapi, masa iya gue ha-"

"Ikutin aja, cuka buat morotin hartanya," potong lelaki itu.

Gadis itu pasrah, sebenarnya ia tidak mau menjadi seperti ini, apalagi harus berurusan dengan pak tua itu.

Hanya untuk sekedar membalaskan dendamnya pada keluarga itu, ayahnya telah membuat mereka menderita.

Tentang AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang