33. Bangun

287 32 5
                                    

Gimana kabarnya kak??

Absen dulu yuk!

Jangan lupa Vote!

Komen!

Dan share cerita ini ke temen-temen kalian ya?

Happy Reading-💗!!

•°•°•°•

Sapa aku lagi ketika dia sudah tau kekuranganmu.
.-- Chryshara Arghatta

•°•°•°•

"BANGUN VAN!" Teriak Ara, memukul kaca ruang UGD.

Hanya dua orang saja yang boleh masuk, Ara tidak ingin egois, bukan hanya dirinya yang merasa sedih, namun ibunya Revan jauh lebih sedih dibanding dirinya.

"Gue janji bakal selalu ada sisi lo."

"Gue janji bakal nemenin lo sampai semuanya terbongkar."

"Iya, gue gak bakal berubah sampai kapanpun."

"Siapa yang bilang itu semua? Siapa?" Ara benar-benar merasa hidupnya kurang.

"Bangun Van! Gue benci sama lo!" Ara terduduk lemas, ditangkap oleh Dito.

Sudah tiga hari ini Revan dirawat dirumah sakit. Dan selama itulah Ara tidak makan. Ara bertekad tidak akan makan selama Revan belum sadar.

Ara mengusap air matanya dengan gusar. "Ra udah, Ra. Makan, Revan juga pasti sedih liat kamu yang kaya gini," ujar Dito menenangkan.

Ara menggeleng kuat, bersamaan dengan air matanya yang jatuh, "Revan gak makan, Ara juga gak makan."

Dito pasrah, sudah beberapa kali ia mengingatkan Ara. Namun gadis itu tetap bersikeras menolak untuk makan.

Ara juga akhir-akhir ini sering tidak tidur, sampai mengonsumsi obat-obatan, agar dapat tertidur. Namun matanya enggan menutup.

Dito membawa tubuh Ara agar duduk, dan memberinya minum, "Pulang ya? Nanti biar Abang kabarin gimana perkembangan Revan."

Ara lagi-lagi menggeleng, lalu ia menutup botol mineral nya. "Ara mau jagain Revan, Abang kalau mau pulang duluan aja, kasian Awa dirumah sendirian," ujar Ara.

"Papah udah sewa pembantu kok," jawab Dito.

•°•°•°•

"Gue minta tolong, lo kesini, gue butuh lo sekarang,"

"Iya."

Triiinggg...... Triiinggg......

Ponselnya kembali berdering, "......."

"Gue ada urusan."

"........"

"Gak bisa. Maafin gue, setelah urusan ini selesai gue bakal kesana."

Tentang AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang