5. Ariel kembali

590 77 3
                                    

Ketika jam pelajaran ke 2 selesai, bel istirahat berbunyi. Ara langsung keluar dari kelas. Hingga datang seseorang yang mencegat dan menarik tangan Ara dari belakang.

"Lepasin anjir!" Tengah Ara, sambil menepis tangan Rendy.

"Ikut dong!" Balas Rendy dengan senyum sumringah.

"Iya-iya!" Ara lantas berjalan menuju kelas Revan dengan nafas kesal.

"Lah? Kok kesini?" Tanya Rendy yang masih membuntuti Ara.

"Suka-suka gue lah!" Balas Ara, kasar. "Clarissa? Liat Revan gak?" Tanya Ara pada salah satu murid.

"Udah keluar sih tadi, katanya mau ngantin dulu" jawab Clarissa yang tengah asyik bercengkrama dengan temannya.

•°•°•°•

Ara melangkah kan kakinya menuju kantin sekolah, dimana Revan sudah menunggu kehadirannya sejak tadi.

Ara duduk didepan Revan, namun Rendy juga tak luput dari pandangan Revan. "Curut ngapain ikut?" Tanya Revan, dengan pandangan sinis ke arah Rendy.

"Biasa, nih bodyguard-nya Ara!" Ujar Rendy bangga, menepuk dadanya dua kali.

"Siapa tadi yang maksa ikut!" Bentak Ara pada Rendy.

"Gue lah! Yakali lo ngajak gua!"

"Ra! Biasanya bodyguard lo ada dua kan?" Tanya Revan.

"Hah? Iko maksudnya?" Jawab Ara, melongos.

"Iya, biasanya mereka berdua berantem rebutan lo, tapi kalo gue tanpa perlawanan udah dapetin lo!" Jawab Revan.

"Iyalah! Orang Ara larinya ke lo!" Balas Rendy.

Setelah asik bercanda, Ara kembali menaruh dagu pada lipatan tangan dimeja kantin. "Kenapa Ra?" Tanya Revan.

"Laper lah! Masa dari tadi gak dipesenin makanan?" Jawab Ara menggeleng lucu.

"Astaga! Lupa, maaf" Jawab Revan. "Lo pesenin gih Ren!"

"Astaghfirullah, babu!" Sentak Rendy, menyadari bahwa dirinya yang disebut oleh Revan.

Akhirnya dengan perasaan kesal Rendy mengalah, memesan 3 porsi bakso dan es jeruk segar.

"Wah! Makasih Rendy ganteng!" Puji Ara.

"Wih! Mikisih Rindi ginting!" Balas Rendy, menirukan logat biacara Ara. "Iya, muji-muji kalo ada maunya doang! Basi banget Ra."

"Ya udah makasiiih bangeet" Ujar Ara lagi.

"Makasih ya Ren" Ujar Revan

"Yoii sans."

•°•°•°•

Airin sudah dari tadi menunggu dikantin, namun Arshel tak kunjung datang. Apa dia lupa? Ahh, tidak mungkin.

Setelah menunggu 10 menit lebih lama, akhirnya Arshel datang, dengan membawa 2 porsi nasi goreng yang masih hangat.

"Nih buat Airin yang cantik!" Ujar Arshel, sambil tertawa renyah.

Tentang AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang