10. Terimakasih atas segala luka

520 67 2
                                    

Ara come back man-teman!

Vote yuk!🖤

•°•°•°•

Patah, bukan hanya tentang hati, namun jika pikiran dan psikis yang patah, akibatnya bisa kena mental.~ Ara Arghatta.

•°•°•°•

Jalan Bandung tampak lebih ramai dari biasanya, motor Revan melaju dengan kecepatan sedang. Udara sekeliling sedang bagus, matahari juga tak terlalu terik.

Membelokkan motornya pada gang kecil, sebut saja jalan trobosan menuju rumah Ara.

Ara sudah bersiap dengan rapi di depan gerbang.

Melambaikan tangannya dan tersenyum manis. Revan langsung tancap gas. Dan berhenti di depannya.

Revan mengulurkan helm pada Ara.

"Itu, dahinya kenapa di plester?" Tanya Revan.

Ara tidak membalasnya.

Memakai helm dan naik ke atas motor besar Revan.

"Bandara biasa kan?" Tanya Revan.

"Pegangan Ra, ntar jatuh nanges" candanya.

"Hm."

Tanpa basa-basi Ara melingkarkan tangannya pada pinggang Revan.

Memeluknya dengan erat, terasa hangat.

Tiba-tiba Ara bergumam. "Jangan tinggalin Ara ya?"

Ara bermonolog seakan Revan akan pergi jauh.

"Hey? Ngomong apa sih? Gak akan, Revan sayang banget sama Ara" jawabnya, didalam helm full face yang digunakannya.

"Jangan pernah berubah apalagi pergi" suara Ara kini menjadi parau.

Revan tau, gadisnya ini sedang tidak baik-baik saja, Revan selalu mengerti keadaan Ara.

"Lo gak apa-apa kan, Ra?" Tanya Revan, sedikit menolehkan kepalanya ke belakang.

Kepala Ara bersandar di bahu Revan, selama ini Ara merasa dilindungi saat dekat dengan Revan.

"Ara pamit mau jemput Abang, Revan tau apa yang terjadi?"

Rasanya ingin sekali mengadu pada seseorang, karena hanya dengan itulah, Ara akan menjadi lebih lega.

Revan selalu menjadi tempat terbaik saat Ara susah maupun senang.

"Gimana?"

Ara menceritakan semuanya pada Revan, Revan juga ikut meringis mendengar curhatan Ara. Bahkan, menelan salivanya beberapa kali.

Flashback on.

Seorang gadis sedang menatap dirinya lewat pantulan cermin.

Keadaannya sudah sedikit membaik setelah menceritakan semuanya pada Arshel.

Ara mulai bersiap untuk menjemput Dito di bandara.

Tentang AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang