27. Pertikaian

279 37 0
                                    

COMEBACK GUYS!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN AND SHARE CERITA INI YA?❤️❤️

JANGAN CUMA MAMPIR OKEY?🤗

YUK LANGSUNG AJA!

Happy Reading-💗!!

•°•°•°•

Percayalah, dia juga pasti berbohong untuk menjaga perasaanmu.

.--Chryshara Arghatta:)

•°•°•°•

Sore ini, pikiran Ara hanya berpusat pada satu nama. Arshel, ialah yang ia pikirkan sekarang, Ara juga tak habis pikir, walaupun dia tidak suka pada Airin, tapi kenapa rasanya Airin tidak berbohong? Kenapa seakan Arshel benar-benar mendampingi Airin siang tadi?

Apa Arshel lupa lagi kalau ia tak suka pada Airin? Ternyata kisah percintaannya juga tak berjalan mulus, pikir Ara hubungannya akan berjalan mulus seperti jalan tol, ternyata malah seperti jalan yang berbatu, bukan kerikil kecil, namun batu-batu besar.

Apa yang akan dilakukan Airin selanjutnya? Ara harus mempersiapkan dirinya matang-matang untuk kedepannya, pastinya, segala hal yang diperbuat Airin itu sudah direncanakan dulu.

Ara akui, Airin memang pandai mencari perhatian, bahkan mencuri perhatian, tapi sayang. Gayanya terlalu berlebihan.

Dasar haus perhatian.

"Itu bener Arshel bukan ya? Kok hp nya gue telepon gak aktif."

"Gue telepon lagi coba, kan gue tadi nelpon dua jam lalu, mungkin sekarang udah aktif."

Deringan dari ponsel Ara terdengar, lalu beralih menjadi suara bariton Arshel, "Kenapa, sayang?"

"Gimana sama Airin tadi? Seneng?" Tanya Ara to the point.

"Maksud kamu? Aku gak tau apa kamu omongin."

"Jangan boong, kamu tadi nemenin Airin kan? Kenapa gak bilang aku dulu?"

"Aku takut kamu marah, sayang. Sedangkan aku? Aku juga harus nolongin nyawa Airin,"

"Kamu pikir boong bisa jaga perasaan aku gitu? Sama aja kamu tuh gak nganggep aku lagi," Ara berdiri dari duduknya, lalu berjalan mondar mandir sambil ngoceh.

"Kamu tau dari siapa aku sama Airin?"

"Ke rumah aku sekarang, nanti aku ceritain disini."

Ara mematikan telepon sepihak, lalu beralih keluar kamar, dan menuruni tangga, dan duduk disofa.

"Muka kamu kenapa ditekuk gitu? Gak biasanya," tanya Dito, masih memakan kuaci, dan melempar kulitnya sembarangan.

"Gak papa," jawab Ara, tapi masih dengan bibir yang mengerucut.

Dito menggeleng, bersamaan dengan suara motor yang berderu didepan pekarangan rumah. Ya, itu Arshel.

Tentang AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang