7. Sekolah

486 64 1
                                    

Jangan lupa Vote, n komen ya gaeesss😂❤️

Gimana kabar kalian?✨❤️

•°•°•°•

Happy Reading-💗!!

•°•°•°•

Ara tiba disekolah menggunakan taksi, dengan mata yang masih sembab, Ara memasuki gerbang sekolah yang hampir ditutup. "Pak jangan ditutup dulu!" Ujar Ara, menghentikan satpam menutup gerbang.

"Untung saja belum saya tutup, cepat masuk!" Ujar satpam lagi.

Diujung koridor lantai 2, banyak mata yang tertuju pada Ara.

"Masih berani dia sekolah?"

"Ehh ada Psyco!"

"PEMBUNUH!"

kira-kira begitulah caci maki dari mulut-mulut yang tidak bertanggung jawab itu.

Ara tetap berjalan dengan santai, seakan tidak ada yang terjadi. Langkah Ara terhenti ketika seseorang menarik rambutnya dari belakang. "AWW!" Cetus Ara, memegang rambut belakangnya.

"Urat malunya udah putus ya? Kok masih berani sekolah?" Ujar gadis itu.

"Lo diem! Gak usah so tau kalo gak tau!" Bentak Ara, mengimbangi suara gadis itu.

Kini banyak yang merapat untuk menyaksikan mereka berkelahi.

"Pasti orang tua lo nyesel punya anak kaya lo!" Bentak gadis itu lagi.

"Sekolah juga malu, punya peserta didik yang kelakuannya bejat kaya lo! Dasar PEMBUNUH!" Suaranya kian ditekankan saat mengatakan PEMBUNUH.

"IYA, GUE EMANG PEMBUNUH! KALO LO BANYAK BACOT GUE JUGA BISA BUNUH LO!" Tegas Ara, jari telunjuk nya berada di depan muka sang gadis.

Mendengar kata seperti itu membuat nyalinya agak menciut, bahkan sudah takut. "LIAT! SEMUA YANG DISINI BAKAL LINDUNGIN GUE!" Sombongnya.

"Rin! Gue pikir lo anak baik-baik ya! Kalo lo kaya gini? Apa bedanya lo sama gue, sama-sama jahat kan?" Ara merendahkan nada suaranya.

"Buat apa gue baik sama orang kaya lo? Seenggaknya gue gak pernah habisin orang!"

"Lo lebih kotor daripada gue, liat aja gue belum buka aib lo!"

•°•°•°•

"Wah parah lo semua! Bukannya bantuin gue cari Ara malah ngetik tok aja!" Revan menjitak kepala Arshel dan Rendy.

"Bentar lagi asik nih, tanggung!" Balas Rendy.

Ara datang dari arah pintu, penampilannya pun dapat dibilang cukup berantakan.

"Ra? Lo gak apa-apa?" Tanya Revan, memegang pundak Ara.

"Santai aja, Ara gak papa kok" Ara tersenyum lebar, menepis tangan Revan dari pundaknya, dan berjalan menuju tempat duduknya.

'Ra, Lo bisa bohongin orang lain, tapi enggak dengan gue' batin Revan melihat perubahan raut wajah Ara yang begitu cepat.

Tentang AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang