55. Terbongkar?

369 27 5
                                    

Hi, everyone!

•°•°•°•

Sudah pernah merasakan kehilangan? Kata orang kehilangan paling menyakitkan adalah disaat kita kehilangan orang yang paling kita sayang. Tapi itu salah. Nyatanya, kehilangan paling pahit adalah ketika kita kehilangan diri sendiri, kehilangan semua sifat dan sikap kita. Merasa diri kita kosong dan hampa.

Pernah merasakannya? Atau sedang merasakannya?

"Maaf ya, Abang belum sempat kesitu, ada urusan mendadak soalnya."

Itu yang dikatakan Abang kalau misalnya ia lupa dengan janjinya.

"Iya, aku ngerti."

Panggilan video itu menunjukkan pergerakan Dito, sebisa mungkin Dito tidak akan memperlihatkan dimana sekarang ia berada. Semenjak 3 hari lalu, dirinya disibukkan dengan urusan kantor polisi, dan polisi sudah menemukan angka misterius itu yang semakin membuat semua orang berpikir-pikir apa arti dari nomor tersebut.

"Abang dimana?"

Dito celingukan, "Abang lagi diluar, nanti Abang vidcall lagi, ya. Sekarang Abang matiin dulu."

Pernyataan yang dilontarkan Dito semakin membuat Ara penasaran dimana tempat abangnya sekarang. Tapi seperti terdengar suara yang Ara kenal.

Bukan apa-apa Ara curiga. Akhir-akhir ini bahkan Revan sering keluar tanpa memberi tahu alasan yang jelas. Pulang tengah malam pun seolah sudah menjadi hal biasa tiga hari belakangan ini.

Akhirnya panggilan video itu mati tanpa ditekan oleh Ara.

Ara bertanya-tanya dalam hati kecilnya. Firasatnya juga mengatakan bahwa ada yang disembunyikan orang- darinya. Tapi tiba-tiba ponsel Ara berdering lagi, panggilan vidcall kembali tertera dilayar ponsel. Bukan dari Dito, tapi dari Azyla.

Boleh juga diangkat, rasanya Ara rindu pada Azyla, hampir 4 bulan tidak bertemu. Ia memutuskan menggeser tanda angkat keatas.

Terlihat disebrang sana Azyla nyengir lebar. Ditambah disebelahnya ada Rendy dan Zaiko yang membuat Ara semakin rindu. Dulu sehari tanpa Zaiko dan Rendy adalah hal mustahil bagi Ara, tapi sekarang sudah hal biasa, bahkan rasanya ia merindukan dua orang gesrek itu.

"Gimana keadaannya disana, Ra?" Tanya Azyla dengan senyuman yang masih mengembang.

"Baik, kalian gimana?"

"Baik juga, kita kangen sama lo nih!" Cetus Zaiko.

"Ara juga kangen sama Iko," ujar Ara menimpali.

"NGGAK KANGEN GUA APA, HAH?!"

Ara tertawa melihat bagaimana gegernya Rendy diseberang sana. "Kangen, kok."

"Oh iya, Alzam mana kok nggak kelihatan?"

Ketiga sahabat Ara itu menggeleng ragu. "Belakangan Alzam sering pulang larut, pergi pagi-pagi banget. Alasan yang dikasih juga nggak jelas, kayaknya udah lima hari Alzam begitu."

Ara mengangguk saja. Astaga, ini semakin membuat Ara penasaran apa yang sedang terjadi sebenarnya.

"Usia kehamilan lo barapa bulan?"

Tentang AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang