21. Masalah teror.

321 43 2
                                    

SELAMAT SIANG KAKAK-KAKAK❤️

CERITA EVA BALIK LAGI😇👋

LANGSUNG AJA YUK!🌿

Happy Reading-💗!!

•°•°•°•

◍Haruskah aku menekan ego ku dalam-dalam, untuk bisa memilikimu? Doa sepertiga malam ku akan selalu bersamamu.
.-- Pengagum rahasiamu🌿

•°•°•°•

"Pak Zafran! Udah punya suami itu," bisik Ara lagi.

Pak Zafran hanya cengar-cengir ditempat, lalu menyeruput kopinya lagi, "Kamu gak punya kenalan gitu? Saya kan jomblo."

"Bapak kan udah cerai nih, ya. Jadi bukan jomblo lagi, tapi duda!" Ara benar-benar tak habis pikir dengan gurunya yang satu ini, padahal anaknya juga udah tiga.

"Ra? Tante mau ngomong sama guru kamu dulu ya, kamu keluar, nanti pulang sekolah Zahwa bakal jemput kamu."

Ara mengangguk setuju, lalu pergi meninggalkan ruangan kepala sekolah.

Kesempatan berdua ini, ahik.

•°•°•°•

Bel pulang sekolah berbunyi, Ara sudah stand by di depan gerbang sekolah untuk menunggu jemputan dari Zahwa.

Tidak tanggung-tanggung Ara juga menolak tawaran pulang bareng Revan dan Arshel, hanya untuk melepas rindu dengan sepupunya.

Klakson mobil terdengar.

Gadis cantik dengan perawakan cukup tinggi itu keluar dari mobil berwarna silver, berlari menghamburkan pelukan hangat pada Ara.

"ARA! I really miss you!" Zahwa memeluk sepupunya dengan sayang.

"Me too, where have you been? You know I really need you here?" Ara membalas pelukan Zahwa, lalu menghapus setetes air mata yang meluncur tanpa permisi.

Rasa rindu ini sudah tak bisa dibendung lagi, bertahun-tahun lamanya tidak bertemu. Tapi akhirnya hari ini detik ini ditempat ini mereka bisa saling melepas rindu yang selama ini tersimpan hangat dilubuk hati.

"Return?" Tawar Zahwa, menggandeng tangan Ara.

"Ayo."

•°•°•°•

Malam hari tiba, bintang bersinar terang dilangit, ketukan pintu dari ruang utama terdengar, "biar Ara yang buka," ujar Ara pada Zahwa.

Zahwa mengangguk, lalu Ara menarik gagang pintu, Ara menemukan kotak didepan pintu yang tergeletak tanpa seseorang disana.

Dahi Ara berkerut, menoleh kesana-kemari mencari sang pelaku.

Ara mengambilnya, lalu menutup pintu kembali, duduk di sofa dan membuka kotak tersebut.

Ara mendelik, hampir saja jantungnya copot. Disana terdapat foto Mahesa dan sebuah paku yang tertancap disana, dengan darah yang masih menetes.

Tentang AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang