2. XI IPA 5

1.1K 104 6
                                    

Happy Reading-💗!!

•°•°•°•

"Gak nanya, bego!" Semprot Pak Zafran.

Guru edan emang! Gerutu Arshel dalam hati. Dalam hatinya yang paling dalam, ada rasa ingin membunuh.

Ara dan Arshel berjalan menuju ruang kelas. Hening, tidak ada yang berbicara, akhirnya Ara membuka mulut.

"Lo kok goodloking sih, Ar?" Membuka suara dengan nada yang rendah.

"Lo juga," balas Arshel.

"Ah, gue biasa aja." Ara berbicara seperti orang salah tingkah.

"Bukan."

"Maksudnya?" Tanya Ara lagi.

"Lo gak goodloking tapi GOBLOKING!" Ujar Arshel, sengaja menekankan kata GOBLOKING didepan muka Ara.

"Yeu, Gila emang lo!" Maki Ara dengan nada tinggi.

Tak butuh waktu lama, 7 menit mereka berjalan, akhirnya mereka sampai. Obrolan ringan menjadi makanan perjalanan.

"Siapa tuh?"

"Wah anjir jodoh gue!"

"Bening banget!"

"Ara lo bawa siapa?!"

"YAAMPUN ARA! LO DAPET JODOH GUE DIMANA!"

"Mirip Dilan woy!"

Histeris, teriakan-teriakan yang memenuhi kelas XI IPA 5. Terutama para perempuan-perempuan, mulutnya sudah tidak terkontrol.

"ARA! DIA SIAPA!" Teriak Arkilla, menahan rasa kagumnya.

"Murid baru" Balas Ara, santai. Ara beralih duduk di bangkunya sementara Arshel masih berdiri di depan pintu.

Pak Zafran datang. Semua tenang.

Arshel mulai berjalan menuju ke depan, tinggi, ganteng, kulitnya agak gelap, dan badan yang besar. Membuat semua mata gadis kelas menjadi tertuju padanya. Wkwk siapa yang bisa menolak pesona Arshel?

"Oke anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru" Perkenalan dimulai dari Pak Zafran yang berdiri tegak di depan papan tulis, didampingi oleh seorang murid lelaki. "Silahkan, perkenalkan diri kamu" Ujar Pak Zafran menepuk bahu Murid tersebut.

"Perkenalkan nama gue, Arshel Rahardja Arkananta. Panggil aja Arshel" Sebut murid tadi dengan logat Sunda.

"Silahkan duduk disebelah Ara, karena cuma kursi sebelahnya yang kosong" Tunjuk Kepsek itu.

Ara yang ditunjuk-pun hanya cengo, dan menunjuk dirinya sambil menoleh ke kanan kirinya.

"Gue?!" Jawab Ara.

"Iya, kamu" Jawab Kepsek.

Arshel berjalan menuju meja Ara, dengan tatapan berbinar.

"Lo Cantik" Ara yang mendapat pujian seperti itu hanya diam dan menutupi muka malunya. "Kaya simpanse!".

"Asu emang lu!" Balas Ara tak kalah pedas.

Arkilla mendekatkan diri pada Arshel. "Hai kenalin gue Arkilla Fenisa Arghatta, sepupunya Ara" Mengulurkan tangan pada Arshel. Namun ditepis oleh Ara.

"Tangannya jangan nakal!" Sentak Ara, menyentuh tangan Arkilla dengan kasar.

"Hm. Gue Arshel" Jawab Arshel.

Zaiko datang dengan wajah berseri. Mendekati Ara lalu memeluknya. "Heh! Lo ngapain peluk-peluk gue bangsat?" Memukul punggung Zaiko karena sesak nafas, gila Zaiko ini, memeluk dengan sangat erat.

Arshel yang melihat hanya tersenyum miris Gue juga pengen dipeluk kali!.

"Ra, gue keluar dulu" Pamit Arshel pada Ara.

"Tungguin gue yang!" Zaiko yang mendengar kata 'yang' langsung melerai pelukannya.

"Lo pacaran sama anak baru itu?" Tanya Zaiko. Tak percaya.

"Iya! Emang kenapa? Cemburu lo?" Jawab Ara, sengaja menyombongkan apa yang belum dimiliknya.

Ara langsung berlari menghampiri Arshel. Langsung menggandeng tangan kiri Arshel. "Lo ngapain kaya gini!" Bentak Arshel, refleks, efek kaget juga.

"Hustt diem! Kita pergi dari sini!" Ara menarik tangan. Arshel menuju kantin. Dan Arshel hanya pasrah.

•°•°•°•

Belum banyak yang berada dikantin. Hanya ada beberapa anak saja. Tapi, semua memperhatikan mereka.

"Wah anjir murid baru pasti!"

"Yeuu! Adik kelas, padahal pengen gue pepet!" Seru seorang gadis yang notabene merupakan kakak kelas.

"Ra, dia siapa? Kok cantik?" Tanya Arshel, menunjuk Kakak kelas yang tadi.

"Kakak kelas!"

"Oh! Enggak nanya!"

"Tadi kan nanya?"

"Namanya, bukan jabatannya, bego!"

Arshel dan Ara berhadapan langsung dengan Bu Ratri di kantin. "Kalian ngapain disini?!" Bentak Bu Ratri, guru paling galak! "Kan belum jam istirahat!".

"Saya laper Bu!" Jawab Arshel. Ara melotot mendengar keberanian Arshel. Belum tau siapa Bu Ratri ini?

"Ke kelas sekarang!"

"Ibu mau ikut makan? Ayo saya traktir" dengan PD nya Arshel menggandeng tangan Bu Ratri dan ditarik ke arah meja.

Ara tersenyum penuh arti. Baru kali ini melihat murid seberani Arshel.

"Sudah! Kalian ke kelas!" Bentak Bu Ratri sekali lagi.

"Teh?! Pesen es teh nya 2 buat Bu gendut ini!" Biadab memang si Arshel ini.

•°•°•°•

_ T o o   B e e   C o n t i n u e _

Tentang AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang