45. Nyonya baru?!

289 30 20
                                    

HAII, UDAH LAMA GAK NYAPA KALIAN😁👋

UDAH LAMA BANGET GAK UPDATE YA🥺🤙

GIMANA KABAR KALIAN?

KANGEN GAK SAMA CERITA INI?😁

JAM BERAPA KALIAN BACA PART INI?

Happy Reading-💗!!

•°•°•°•

Perlahan, aku akan menerima semuanya, biar waktu yang menuntun ku.

•°•°•°•

Author POV....

Cekalan tangan seseorang mengagetkannya. Ara lantas menoleh ke belakang dengan was-was. Takut jika itu orang jahat.

"Kamu ngapain disini?" Tanya seorang laki-laki yang tak lain adalah Arshel.

Ara menoleh, ia dikagetkan dengan wajah sendu milik laki-laki itu. "Peduli?"

"Aku khawatir, aku dari tadi liat kamu dari sana," Arshel menunjuk kafe disebrang jalan, motornya juga terparkir disana.

Ara mengusap air matanya perlahan. "Oh."

Ara melepas cekalan tangan Arshel, sial. Ara benar-benar hanyut dalam kesedihannya.

"Pulang, pasti banyak yang nyariin kamu," ujar Arshel, ia kembali mencekal lengan Ara dengan kuat.

Ara menggeleng dengan air mata yang terus mengalir,  bandel sekali pikirnya. Air mata ini tidak bisa diajak kerjasama. Ara ingin terlihat kuat didepan semua orang, tapi nihil. Air matanya mengkhianati.

"Lo tau, Ar? Keluarga gue udah buang gue, semuanya anggep gue cuma aib. Dan lo lihat keadaan gue sekarang? Sendiri."

"Kembali ke aku, aku janji bakal selalu ada buat kamu." Arshel menangkup kedua pipi Ara dengan tangannya, Arshel rindu senyum manis dibibir gadis ini. Sungguh.

Ara malah terkekeh, "Bullshit." Ucapnya lirih, sembari menatap tanah yang basah.

"Pergi, gue mau sendiri," usir Ara lembut.

"Aku bilang pulang, Ra. Dingin disini." Arshel melepas jaket yang ia kenakan, lalu ia menutup sebagian tubuh Ara dengan jaket itu.

"Kenapa gak biarin gue mati kedinginan disini? Gue mau itu."

"Jangan gila! Masih ada Revan buat lo, masih ada gue disini."

Ara tersentak, nada bicara Arshel tiba-tiba berubah dingin. Mengapa hatinya seakan tersayat? Munafik kalau Ara bilang dirinya sudah tak sayang pada laki-laki didepannya ini.

Tubuh Ara hendak roboh, Ara memegang kepalanya yang sedikit pusing karena efek hujan tadi. Dengan sigap Arshel menangkap tubuh Ara. "Gu... Ak... Aku baik-baik aja."

"Stop being fake in reality, Ra." Ujarnya dengan wajah sendu, sorot matanya menyiratkan kerinduan yang amat mendalam.

Tentang AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang