COMEBACK GUYS!
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN AND SHARE CERITA INI YA?❤️❤️
JANGAN CUMA MAMPIR OKEY?🤗
YUK LANGSUNG AJA!
Happy Reading-💗!!
•°•°•°•
◍Kepada yang dirindukan kehadirannya, tolong hapus rindu ini walau hanya sekedar bertegur sapa di alam bawah sadar.
.--Chryshara Arghatta.🥀
•°•°•°•Malam ini, malam dimana tepat 100 hari meninggalnya Rina, ibunda Ara.
Ara tertawa hambar sambil memandang bingkai foto yang bergambar raut wajah bahagia mamanya, Ara rasanya ingin menangis saja kali ini.
Kalau boleh jujur, Ara rindu, Ara meratapi nasibnya sendiri, alih-alih semangat menjalani kenyataan.
"Mah, kasih aku selamat dong. Aku udah gak cengeng lagi," Perkataan itu enyah begitu saja, air mata langsung luruh.
Rasanya sesak, ketika mengingat kenangan manis dan pahit yang ia jalani selama mamanya hidup, Ara menyesal telah mengecewakannya, Ara menyesal telah menyia-nyiakan kesempatan emas itu, jika bisa mengulang waktu maka Ara akan memilih untuk lebih lama dipukul dan dicaci oleh mamanya daripada harus kehilangan seperti ini.
Sedangkan papanya? Apa dia peduli dengan nasibnya? Dia bahkan terlalu asyik bermain perempuan diluar sana, mencari penghibur dan melupakan keluarganya disini.
Apa laki-laki itu lupa kalau Ara seperti ini juga karena dirinya? Dulu Mahesa lah satu-satunya pelindung buat Ara, menjadi pahlawan disetiap kejadian, menjadi penyemangat paling heboh yang mampu membuat cetakan bulan sabit pada bibirnya.
"Papah nuntut Ara supaya jadi kuat? Menguatkan diri sendiri gitu? Siapa yang bakal ngajak Ara bangkit, Pah?"
Ara tersedu, sekarang, takdir yang akan menjawab semuanya.
Seperti biasa, ia mengambil buku dilaci meja, lalu memoleskan tinta merah pada kertas.
'Aku manusia.
Aku masih berhak menangis, dan bersedih.
Terlalu tidak apa-apa untuk bilang, "Hai dunia, aku sedang tidak baik, tolong jangan tampar aku lagi dengan kenyataan yang lebih buruk, aku butuh setidaknya sehari saja untuk mendapat kabar bahagia," se simple itu keinginanku, tapi kenapa rasanya sulit sekali? Contohnya ketika aku merindukan seseorang, maka seseorang itu akan datang untuk menguatkan bahu ini, menjadi tempatku bersandar, dan menjadi tempat terbaik untuk ku huni.Kepada bulan Juni dan pundaknya, ku harap masih hangat dan nyaman seperti tahun lalu, tolong sudahi rasa sakit ini, atau setidaknya ringankan saja. Aku rindu kehidupanku yang dulu, dimana aku belum mengenal apa itu arti luka yang sebenarnya dimana aku hanya menangis ketika terjatuh, dan dimana aku menceritakan semua kejadian pada mama dan papa. Dan mereka akan menjadi pendengar yang baik.
Ara beralih ke halaman selanjutnya, dan meneteskan air mata pada tulisan yang terpampang rapi itu.
Untukku dan luka.
Jika aku tahu kejadiannya akan berlangsung seperti ini, aku tidak akan memilih menjadi peran utama dalam cerita ini, kenapa begitu menyakitkan ketika aku sadar bahwa sebuah janji hanya manis untuk diucapkan saja? Seperti mama yang berjanji untuk merayakan sweet seventen, seperti papa yang berjanji untuk selalu menjadi pelindung di situasi apapun, seperti Ariel yang berjanji untuk selalu menemaniku dalam keadaan apapun, mereka semua melanggar janjinya, aku terlalu sibuk mengenang janji manis itu, tapi pada akhirnya akulah yang terluka karena terlalu mengharapkan janji-janji itu menjadi kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Ara
Roman pour AdolescentsBagaimana rasanya dipaksa dewasa oleh keadaan? Pernah mencoba berdamai dengan keadaan? Atau mungkin mencoba berbaur dengan luka? Semua pernah dirasakan oleh gadis bernama lengkap Chrysara Arghatta. Gadis periang yang kini menjadi muram, sedikit dem...