24. Ketika Revan berulah

309 45 0
                                    

Cerita TENTANG ARA comeback!

Udah follow akun aku belum?

Votmen okey?️❤️

Happy Reading-💗!!

•°•°•°•

Tau hal yang paling menyakitkan? Rindu saat seseorang itu sudah berbeda alam dengan kita, rindu ketika orang itu tidak akan terlihat lagi di dunia.

.--Langit malam

•°•°•°•

"Papah?" Beo Arshel dan Bunda bersamaan.

Zidhan merotasikan matanya pada Ara, mencoba mengingatnya, "Ara, kan?"

Ara mengangguk, Zidhan berjalan mendekati Ara, lalu memeluk tubuh kecilnya, "Udah lama gak ketemu, ya? Gimana kabarnya sayang?"

"Baik-baik aja kok, Pah."

Arshel bingung, sepertinya dua insan ini terlihat sangat dekat dan saling menyayangi.

"Kamu kenal sama anak papah?" Tanya Zidhan.

Arshel menyahut, "Ya ken-"

"AYAH GAK TANYA SAMA KAMU YA!" Potong Zidhan.

Arshel mencibir kesal, "Yang anak ayah siapa sih?" Tanya Arshel.

"Yang anak ayah? Ya Andra lah," ujar Zidhan, membopong tubuh mungil Andra.

Andra menjulurkan lidahnya pada Arshel, si bocil meremehkan, "Andra benci aa!"

•°•°•°•

Hari sudah gelap, Ara baru saja sampai dirumah diantar Arshel, entah ada ada apa, Revan berada dirumah Ara.

"Terus?" Tanya Revan, entah apa yang tengah Revan bicarakan dengan Zahwa dan Dito.

"Malem kemarin, ada yang ngirim kek pesan gitu dipesawat kertas, terus ada pesan masuk di hp Ara, ya gue bukannya lancang, heran aja gitu masa tengah malem ada yang ngirim pesan? Gue buka tuh hp gue baca pesannya, gue juga gak tau itu nomor siapa, terus gue hapus aja pesannya, biar Ara gak liat, gue takut kalo Ara liat dia malah down lagi, tolong lo jangan cerita hal ini sama Ara ya, Van?" Pinta Zahwa menjelaskan panjang lebar.

Revan mengangguk, siapa yang melakukannya?

Ara bukannya menguping, Ara punya kuping jadi semua omongan Zahwa bisa terdengar jelas, kenapa Zahwa atau Dito tidak ada yang bercerita?

Oh, Ara tau sekarang, alasan Dito dikamar Ara malam itu karena teror ini? Zahwa takut, dan Dito memilih untuk menemani keduanya.

"Mungkin pesan yang ada dipesawat kertas itu bakal jadi akhir dari segalanya buat Ara," ujar Dito, mulai bersuara.

Ara tersentak ketika tak sengaja menjatuhkan pot di depan rumah, Ara membekap mulutnya, lalu bersembunyi di balik tembok.

Atensi tiga orang tadi teralihkan, melihat ke luar rumah, namun tak menemukan siapa-siapa, mereka takut jika itu Ara.

Entah kemana Ara, hari sudah gelap tapi ia tak kunjung pulang, Dito khawatir dengan adik kecilnya, begitupun Revan dan Zahwa.

Tentang AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang