35. Rasa Bersalah

346 32 4
                                    

Hei, gimana kabarnya all?

Sehat? Sehat dong pastinya, hehe.

Makasih udah ngikutin kisah Ara ya?❤️
Semoga diberi kesehatan dimanapun kalian berada.

Jangan lupa follow akun aku ya?❤️

Happy Reading-💗!!

•°•°•°•

Memperbaiki hati yang retak memang akan sembuh, tapi kau lupa bahwa sudah tidak akan pernah utuh.

•°•°•°•

Malam hari, jam menunjukkan pukul 22.00.

Perlahan Ara membuka matanya, kepalanya sedikit sakit karena kedinginan tadi.

"Kamu udah sadar, nak?"

"Pa-papah?" Gumam Ara.

Ara mendudukkan dirinya, lalu menatap laki-laki setengah baya itu dengan tatapan teduh.

"Kamu kenapa hujan-hujanan, sayang?"

Ara menatap laki-laki ini tak percaya, "A-Ara tadi habis ke rumah temen, Pah."

"Kok Ara bisa disini, Pah?"

"Papah tadi nemuin kamu dipinggir jalan, kirain siapa, ternyata kamu, ya udah papah bawa kesini aja," ujarnya.

Ara mengangguk-anggukkan kepalanya.

Wanita dengan jilbab hitam datang memasuki kamar, dengan membawa nampan berisikan teh hangat. "Eh sayang, gimana udah baikan?" Tanya wanita itu.

"Bunda repot-repot aja," ujar Ara tidak enak.

Wanita itu membantu Ara minum dari gelas yang ia bawa, lalu duduk disamping Ara, dan menyingkirkan suaminya begitu saja, ia mengusap puncak kepala Ara dengan sayang.

"Katanya tadi Aa pergi sama kamu, kok kamu gak sama Aa?" Tanya wanita itu.

"I-itu Bun, Arshel ada acara katanya, jadi dia pulang dulu," jelas Ara.

Zidhan mengangkat sebelah alisnya, "Tapi dari tadi Aa belum pulang, tuh."

Sudah Ara duga, ini pasti gara-gara Airin.

"Assalamualaikum."

Terdengar samar suara orang mengucapkan salam ditengah kencangnya hujan yang melanda, pintu utama terdengar terbuka, Zidhan langsung beranjak dari duduknya dan melihat siapa yang datang.

"Dari mana a?" Tanya Zidhan kepada pitra sulungnya.

Arshel memandang aneh ayahnya yang baru saja keluar dari kamar tamu, "Aa ada urusan, Yah."

"Mandi, terus kesini lagi, cepetan." Ujar Zidhan serius.

Arshel jadi sedikit was-was. Pasalnya raut wajah ayahnya ini terlihat sedang tidak becanda, alias sangat serius.

Tentang AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang