[Jake Enhypen]
.
.
.
Happy reading!.
.Mobil sedan berwarna putih yang ditumpangi oleh dua orang bergender wanita itu berhenti tepat di depan kedai rumah makan. Sebuah kedai yang lumayan sempit, namun banyak pembeli yang datang mengantri.
Ria menoleh kepada Hana yang berada di sampingnya, "Kamu yakin ini tempat kita makan malam ini?" Tanya Ria kemudian mengalihkan pandangannya kepada pembeli yang berlalu lalang.
Hana mengangguk semangat, "Iya Mah, emang kenapa?" Tanya balik Hana menatap Mamanya.
"Em, sedikit meragukan ya," jawab Ria.
Hana mendengus, "Mah, kita enggak boleh lihat dari covernya doang. Walaupun kedainya agak kecil, tapi nasi gorengnya memiliki cita rasa yang melejit!" Ucap Hana berusaha meyakinkan Mamanya.
Ria sedikit terkejut, "Apa?! Kita makan nasi goreng?" Tanya Ria yang dibalas anggukan polos oleh Hana.
"Aduh! Hana, ini tuh udah malem. Mama enggak biasa makan yang terlalu banyak minyaknya, bisa nampung lemak nih badan Mama," tolak Ria menggelengkan kepalanya.
Decakan pelan keluar dari mulut Hana, "Udah sampe sini Ma, nanggung kalo balik lagi," ucap Hana, "Lagian malam ini doang Mama makan makanan berlemak, besok malam enggak lagi," sambung Hana kemudian keluar dari mobil yang diikuti oleh Ria.
"Wuih rame bener ya," guman Hana masuk ke dalam kedai yang kebanyakan di dominasi oleh perempuan, "Kalo gue jualan nasi goreng apa bakalan serame ini?" Tanya Hana bermonolog.
"Kita duduk dimana nih, Han?" Tanya Ria.
Hana mengedarkan pandangannya, lalu menemukan bangku kosong tepat di tengah-tengah di antara makhluk yang sedang kelaparan,"Nah itu! Ayo duduk di situ, Ma," ajak Hana kemudian menarik pelan tangan sang Mama.
"Ini orang mau makan atau orang mau ngantri sembako sih, Han?" Tanya Ria heran, saking banyaknya manusia yang berada di sekitarnya.
Hana mendengus, Mamanya ini terlalu berlebihan, "Mang!" Panggil Hana dengan tangan kanan yang sudah terangkat ke atas.
Cowok yang Hana panggil 'Mang' berjalan ke arahnya, "Eh bocah bar-bar mau pesan apa?" Tanya Yuta, pemilik kedai nasi goreng yang rasanya melejit hingga ke tulang rusuk.
Hana melotot mendengar ucapan Yuta, "Ah—maaf," ucap Yuta cepat setelah melihat Hana tidak datang sendiri, melainkan bersama seorang wanita yang sudah lebih tua darinya, "Mau pesen apa?" Tanya Yuta mengulangi pertanyaannya menjadi lebih sopan.
"Emang ada makanan lain selain nasi goreng, Mang?" Tanya balik Hana menatap lawan bicaranya yang sedang berdiri dengan secarik kertas kecil ditangannya. Sudah seperti pelayan di cafe-cafe elit luaran sana.
Yuta menggeleng lalu meringis, "Enggak ada, hanya ada nasi goreng sama minum doang," jawab Yuta kemudian menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal.
Hana tertawa mendengarnya, "Nah kan, berarti pesen nasi goreng Mang. Nasi goreng spesial porsi biasa dua, sama es teh manis 3,"
Ria mengernyitkan dahinya, "Es teh 3 gelas yang satunya buat siapa? Kita cuma berdua," Tanya Ria membuat gerakan Yuta yang sedang mencatat tiba-tiba berhenti.
"Buat Hana dong, Ma! Nasi gorengnya tuh pedasnya beuhh, sepedas kaya omongannya ibu-ibu rempong bagian komplek depan," ucap Hana menggebu-gebu, "karena sambalnya menggunakan cabai rawit pilihan, yang dipetik langsung oleh Mang Yuta sendiri di kebun Pak Ten," sambung Hana.
"Pak Ten? Maksud kamu Pak sepuluh?"
Hana berdecak pelan, "Enggak gitu konsepnya, Ma! Pak Ten itu nama orang bukan nama angka sepuluh,"
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD BOY || JAKE ENHYPEN ||
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA^^ Jake Sim, siapa yang tidak kenal dengan pria itu. Hampir satu sekolah mengenal pria yang bermarga Sim itu. Terlahir dari keluarga konglomerat, kedua orang tua yang menyayanginya lebih dari apapun. Tidak hanya itu, ia...