52. AMPLOP

1.4K 236 111
                                    

   [ Jake Enhypen ]
.
.
.
Selamat membaca!
.
.
- Tidak ada orang baik di dunia ini, kecuali dirimu sendiri. Terkadang dirimu saja bisa menyakitimu -
.
.




Hana menghela napas untuk yang kesekian kalinya, "Gue tanya lagi, ini yang terakhir! jadi siapa yang mau nganterin gue pulang?!"

"Gue."

"Gue."

Hana memijit pelipisnya pelan, mendadak pusing dengan tingkah kedua cowok di depannya itu. Entah setan apa yang merasuki kedua cowok itu, hingga mereka rela berebut demi mengantarkan cewek tengik bernama Hana untuk pulang ke rumah dengan selamat, sentosa dan sejahtera.

"Ck, gue jadi haus lagi kan. Ini semua salah kalian berdua, sebagai gantinya beliin gue es teh manis lagi!" Perintah Hana yang di dengarkan saksama oleh Jake dan Jay, "Oh iya, gulanya jangan terlalu banyak, soalnya gue udah manis. Diabetes, gua nggak mau mati muda."

Ketika Jake akan berbalik untuk memesan es teh manis untuk Hana, di situ pula Jay menahan tangan Jake untuk tetap pada posisinya. Sepertinya detik-detik perang ketiga akan segera di mulai.

"Apa?"

"Gue aja yang pesen." Jawab Jay, "Lo bisa balik duluan, masalah Hana biar gue yang anterin dia pulang."

"Lebih baik lo aja yang pulang, inget nggak besok lo ada pertandingan basket sama sekolah tetangga. Lo sebagai ketua basket harus mulai persiapan mulai dari sekarang."

"Gue udah persiapan dari jauh-jauh hari."

"Nggak ada salahnya kan latihan lagi? Kemungkinan tim lo buat nerima kemenangan jauh lebih besar."

Hana berdeham, "Maap nih bapak-bapak, apa acara musyawarahnya bisa di lanjut di rumah saja? Ini gue udah mau sakaratul maut, tapi es tehnya belum pesen juga. Keburu mati gue ." Ucap Hana dramatis.

Jake dan Jay menoleh bersamaan, hanya menoleh tidak merespon Hana, "Lo aja yang pulang, lo harus istirahat. Siapin mental fisik buat besok."

"Lo aja sana, kata Hanbin besok ada ulangan matematika. Gue nggak sengaja nanya kemarin." Ucap Jay.

"Gue belajar atupun enggak nilai gue udah pasti segitu. Enggak naik apalagi turun, enggak kurang enggak lebih, pasti segitu. Jangan anggap gue sombong, tapi kali ini gue pengen kasih tau aja." Balas Jake, tidak seperti biasanya.

Hana mengernyit, "Nggak biasanya lo sombong bin songong kaya gitu, Jake. Habis makan apa lo?"

"Makan orang. Gue dari dulu emang baik, terus ramah, suka senyum, suka menabung, suka senyuman Nara—"

"Ikut daftar sih kalo suka senyuman Nara." Potong Jay membuat Jake diam-diam menggerutu.

Hana berdecak, menunggu kedua cowok aneh di depannya untuk memberikan sebungkus es teh manis membuat dirinya frustasi. Keduanya hanya debat, melangkahkan kaki untuk memesan es teh manis pun tidak mereka lakukan.

Dengan langkah lebar, Hana meninggalkan Jake dan Jay yang masih saja berdebat argumen tidak jelas. Maklum, mereka sudah lama tidak beradu argumen unfaedah.

"Han! Mau kemana?" Teriak Jay ketika melihat Hana sudah berada sepuluh langkah darinya.

"Ke pasar gelap!"

Jake mengernyit, "Ngapain ke pasar gelap?!"

Hana berhenti melangkah, "Mau jual kedua mata gue buat ongkos pulang sama buat jajan es teh manis di depan warteg sana."

GOOD BOY || JAKE ENHYPEN ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang