37. MASALAH

2.1K 345 210
                                    

[Jake Enhypen]
.
.
.
Happy reading!
.
.
.
"Terkadang masalah itu datang hanya untuk mengetahui seberapa berani lo untuk menghadapinya."

-Tertanda tangan, Jake ganteng!"





Hana duduk bersila di atas batu besar, lebih tepatnya berada di tepi danau yang tidak jauh dari  letak sekolahannya. Hana memandang lurus ke arah air yang diam dalam keadaan tenang, seperti dirinya hanya diam, tapi pikirannya tidak setenang air itu. Pandangannya terus tertuju ke depan dengan tubuh lengkap yang masih berada di atas batu. Namun, bisa memungkinkan nyawanya melayang entah kemana. 

Rambutnya yang ia biarkan tergerai tanpa ada ikat rambut maupun penjepit, seketika menutupi wajah cantiknya dan juga otak bodohnya. Beberapa batu kecil yang masih berada di genggamannya sebentar lagi akan terjun bebas ke dalam air yang berwarna sedikit kehijauan itu.

Helaan napas terdengar ketika seorang cowok kembali dengan dua botol air mineral di tangannya. Kemudian ia ikut mendaratkan bokongnya di atas batuan besar, tepat di samping gadis itu.

"Minum." Ucap cowok itu seraya menyerahkan satu botol air mineral, dengan sigap Hana langsung menerimanya.

"Gue gak bawa duit," cetus Hana di tengah keheningan.

Jake mengernyit, tidak paham, "Duit buat apa—maksudnya lo mau beli sesuatu?"

"Nggak. Buat ganti minum ini," jawab Hana mengangkat botol minuman yang dibelikan oleh Jake tanpa sepengetahuannya. Memang Jake tadi pergi tanpa mau memberi tahu Hana ia akan pergi kemana. Hana sih bodoamat, yang penting jangan pergi buat bunuh diri.

"Nggak usah diganti, emang gue cowok apaan?! Lagian harganya gak sampai 10 ribu."

"Harusnya lo tadi belinya es teh manis Mang Yuta,  sama ciloknya Koh WinWin!" Saran Hana membuat Jake berdecak malas. Sifat menyebalkan Hana muncul lagi, padahal baru saja dia sedih memikirkan nasibnya yang akan dijodohkan.

Hana membuka segel pada tutup botol air mineral yang ia pegang, setelah terbuka ia teguk hingga habis setengah botol. Meratapi nasib yang akan dijodohkan ternyata membuat tenggorokannya kering.

"Ayo balik!"

"Nggak mau, gue nggak mau nikah sama cowok itu!" Tolak Hana cepat sebelum Jake berdiri dari duduknya.

"Kenapa? Cowok itu nggak akan makan lo nantinya. Jadi tenang aja," ucap Jake.

"Bukan itu masalahnya! Yang jadi masalah nanti gue nggak bisa main lagi sama sahabat gesrek gue, terus gak bisa bolos sekolah lagi, gak bisa dapet tumpangan gratis dari lo dan juga Jay—"

"Tunggu! Jay? Jay siapa?" Dahi Jake mengernyit dalam, seolah bingung dengan ucapan Hana.

"Jay Park, yang rambutnya blonde itu tapi sekarang udah kembali normal jadi hitam lagi. Tambah ganteng banget, heran. Eh bener nggak sih udah jadi hitam?"

"Gak tau."

"Akhir-akhir ini gue jarang ketemu sama dia. Tau sendiri kan lo, setelah pulang sekolah gue langsung ke perpustakaan buat belajar sama lo," ucap Hana yang dibalas gumanan oleh Jake.

Hana menyudahi mengghibah tentang Jay, tidak baik jika topik tentang Jay masih berlanjut. Bisa-bisa telinga cowok itu panas, kasihan mana masih muda.

"Gue lanjutin ya," pinta Hana menoleh ke arah Jake.

"Apanya?"

"Masalah gue kalo seandainya gue pindah dari sini," jawab Hana.

"Terserah."

GOOD BOY || JAKE ENHYPEN ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang